Faktor luka (infeksi, nekrosis).
Luas, kedalaman dan keberadaan undermining atau tunneling.
Lokasi.
Jenis jaringan dasar luka.
Eksudat dan drainase luka.
Kondisi tepi luka.
Tujuan perawatan.
Kebutuhan pasien (kontrol nyeri, kontrol bau).
Biaya.
Ketersediaan.
Kemudahan dalam penggunaan.
Kondisi luka harus dimonitor setiap penggantian dressing dan dikaji secara berkala untuk menentukan apakah jenis dressing diganti atau dipertahankan. Hydrocoloid direkomendasikan untuk dekubitus kategori II dan III dengan kedalaman minimal (NPUAP/EPUAP, 2009). Hydrocoloid juga terbukti jauh lebih efektif dibandingkan kasa dalam hal penurunan luas luka (Heyneman, Beele, Vanderwee, and Defloor (2008) dan mempercepat laju penyembuhan bila dibandingkan dengan kasa NaCl (Bouza, Saz, Munoz, and Amate.,
2005). Payne, et. al (2009) menemukan bahwa penggunaan foam dressing pada decubitus kategori II lebih murah cost efektif dan frekuensi penggantian balutan menjadi berkurang bila dibandingkan dengan kasa NaCl.Dibutuhkan keterampilan perawat dalam mengambil keputusan klinis dalam memilih balutan untuk perawatan luka decubitus. Status luka dan masalah pada luka seperti eksudat, nyeri, perdarahan, kondisi tepi luka merupakan faktor yang perlu diperhatikan selain itu ketersediaan dan daya beli pasien jangan diabaikan.
Bagaimanapun juga dalam perawatan luka tidak ada satupun jenis balutan yang superior satus ama lain, yang paling penting adalah keterampilan dan kemampuan perawat dalam memilih balutan berdasarkan masalah dan kebutuhan luka termasuk mempertimbangkan daya beli pasien.
0 comments:
Posting Komentar