Proses menjadi lanjut usia atau menjadi tua menghadapkan orang pada salah satu tugas yang paling sulit dalam perkembangan hidup manusia. Menurut kodratnya, manusia menolak pelepasan mahkota hidupnya di dalam proses menjadi tua.
Pada mulanya mereka melawan kenyataan yang tidak terelakkan bahwa mereka menjadi tua dan akhirnya dengan hati sakit mereka hanya bisa menerima. Pada saat ini, lepaslah segala ambisinya, mereka menjadi kesal dan kehilangan semangat hidup.
Bagi mereka pada usia itu hidup praktis berhenti, meskipun mereka masih mondar-mandir sebagai warga masyarakat yang gelisah tanpa tujuan. Dengan keadaan itu yang bersangkutan tidak mengerti bahwa proses untuk menjadi tua memberikan kesempatan yang besar untuk pematangan diri, untuk mencapai tingkat perkembangan diri sebagai manusia secara penuh.
Ada beberapa tingkatan umur yang berbeda-beda, dari kanak-kanak, remaja dan tingkat dewasa. Kita juga tahu bagaimana penting dan sulitnya menghadapi masa peralihan dengan tepat, dari tingkat kanak-kanank ke remaja, dan kemudian ke tingkat dewasa.
Namun hal ini tidak selalu kita sadari. Demikianpun kebanyakan orang tidak menyadari bahwa peralihan dari usia tengah baya yang aktif ke tingkat usia lanjut juga membawa krisis yang berat. Pembicaraan mengenai hal ini tidak banyak kita dengar, karena kebanyakan orang tidak mau mengakui, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain, bahwa setiap orang merasa perlu tetap muda, atau sekurang-kurangnya berusaha tetap tampil muda.
Akan tetapi, penipuan diri yang kosong ini tidak dapat mengubah kenyataan, bahwa siapapun secara pelan-pelan menjadi usia lanjut. Orientasi pada budaya muda itu dapat mempersulit orang dalam proses menjadi usia lanjut dengan rasa bahagia, sebab mereka hanya mendapat sedikit pengertian dan bantuan dari masyarakat dalam menghadapi krisis masa transisi.
Kenyataan tidak dapat kita ingkari, siapapun dari kita ini kalau tidak didahlui mati, tentu akan berhadapan dengan krisis usia lanjut. Semua wanita lambat atau cepat akan menyadari bahwa pesonanya akan memudar. Mereka akan sadar bahwa daya tarik tubuhnya semakin berkurang.
Orang dapat tetap memuji kecakapannya, sukses dalam profesi dan nama baiknya, tetapi itu semua baginya tidak lebih dari pensiun di hari tua. Sakit badan tertentu membuat mereka merasakan gangguan kekuatannya dan pemikirannya. Wanita yang telah menjadi usia lanjut akan menjadi cepat marah, mudah tersinggung dan gelisah, tenaganya semakin merosot, semakin lemah. Pagi hari kehilangan daya tariknya, siang hari menjemukan, sore dan malam hari terasa berlangsung panjang dalam sunyi sepi.
Ketika orang mencapai usia lanjut, ia mengalami kesusahan siang dan malam, sekonyong-konyong apa saja menjadi persoalan misalnya kehidupan profesionalnya, hubungan dengan bawahannya dan kehidupan seksualnya. Keluarganya menjadi lebih kecil, karena anak –anak menjadi lebih dewasa dan meninggalkan lingkungan keluarga. Seringkali dirasakan bahwa efisiensi kerjanya merosot dam kreativitasnya menurun. Kebanyakan orang pada umur ini mulai kehilangan kepercayaan diri dan rasa amannya. Apapun yang terjadi membuat dirinya kebingungan.
Sementara itu ia dapat merasa bangga atas keberhasilan generasi baru, sejauh ikut menentukan keberhasilan itu dan dapat menikmati sukses pertamanya. Namun apabila generasi baru ini lambat laun mengambil oper tugasnya, maka ia mulai merasakan bahwa rasa pedih dan cemburu mulai merayapi dirinya yang semula ber-rela hati.
Inilah tanda lahiriah pertama mulai berkembangnya krisis orang menua. Adapun secara batiniah, rasa dingin semakin dalam timbul dalam dirinya dan timbul pertanyaan: ”hidup terus berlangsung, mungkinkah pada sutu hari aku tidak diperlukan lagi”. Dan pada kesempatan ini dapat muncul gagasan, bahwa ia dapat terhempas dari kehidupan ini.
0 comments:
Posting Komentar