Infolinks In Text Ads

Patofisiologi terjadinya katarak senilis

Patofisiologi terjadinya katarak senilis cukup rumit dan belum sepenuhnya dipahami. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti :

Konsep penuaan :
  1. Teori putaran biologik (“A biologic clock”)
  2. Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali à mati
  3. Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang mengakibatkan kerusakan sel
  4. Teori mutasi spontan
  5. Teori “A free radical”
  • Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat
  • Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi
  • Free radical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vitamin E
Teori “A Cross-link”
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul protein sehingga mengganggu fungsi.
Perubahan lensa pada usia lanjut :
1.Kapsul
  • Menebal dan kurang elastic (1/4 dibanding anak)
  • Mulai presbiopia
  • Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
  • Terlihat bahan granular
2.Epitel – makin tipis
  • Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
  • Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa :
  • Lebih ireguler
  • Pada korteks jelas kerusakan serat sel
  • Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein nucleus (histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna cokelat protein lensa nucleus mengandung histidin dan triptofan disbanding normal.
  • Korteks tidak berwarna karena :Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
Klasifikasi Menurut Lokasi
Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi 3, yaitu
  • nuklear sklerosis, 
  • kortika
  • posterior subkapsular. 
Nuklear sklerosis merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Kortikal, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior

Posterior subkapsular, merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes, pasca radiasi, dan trauma.5,7

Stadium
Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu
  1. katarak insipen, 
  2. katarak imatur, 
  3. katarak matur
  4. katarak hipermatur. 
Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipien

Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder

Katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur tidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali tidak terdapat bayangan iris pada shadow test atau disebut negatif.
               
Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi lembek dan mencair pada bagian korteks. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.

0 comments:

Posting Komentar