Infolinks In Text Ads

DIARE PADA BAYI DAN BALITA

1. PENGERTIAN
Diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.

2. PENYEBAB DIARE PADA BAYI DAN BALITA
Ada beberapa penyebab diare. Namun yang terpenting dibagi ke dalam tiga kelompok, yakni :
a. infeksi pada saluran pencernaan akibat bakteri, virus, atau parasit lain seperti cacing, protozoa, dan jamur,
b. kekurangan gizi, dan
c. alergi dan perubahan pola makan, misal dari ASI eksklusif (ASI saja) menjadi makanan sapihan. Alergi yang dapat menyebabkan diare misalnya lactose intolerance (tidak dapat mencerna susu). Karena tidak memiliki bakteri lactase yang berfungsi memecah enzim laktosa yang ada dalam susu seseorang menjadi diare setelah meminum susu.
Selain tiga penyebab yang telah disebutkan sebelumnya, diare juga dapat ditularkan melalui feses yang mengandung kuman penyebab diare,maka dari itu jangan biarkan anak bab sembarangan.

3. PENCEGAHAN DIARE PADA BAYI DAN BALITA
Pencegahan terjadinya diare pada anak adalah dengan tidak membiasakan buang air besar sembaragan, karena kuman penyakit tersebar di mana-mana. Selain itu, makan makanan yang bersih dan bergizi seimbang, sesuai dengan umur anak. Juga biasakan mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah makan.

Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab, di dalam ASI terdapat antirotavirus yaitu imunoglobulin. Makanya, anak-anak yang minum ASI eksklusif jarang menderita diare. Selain ASI, imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare.

4. PENANGANAN DIARE PADA BAYI DAN BALITA
Apabila anak mengalami diare segera ganti cairan tubuhnya dengan meminumkan larutan garam gula atau ORALIT sebanyak yang ia mau minum.
Cara membuat larutan garam gula adalah segelas air teh masak ditambah dengan dua sendok teh (sdt) gula dan seujung sdt garam, diaduk rata. Pada bayi di bawah enam bulan tetap diberikan ASI meskipun sedang diare. Hal ini dikarenakan ASI mengandung 90% cairan sehingga cairan yang terbuang dapat digantikan oleh ASI. Jika diare tak kunjung berhenti segera bawa anak ke Puskesmas terdekat (IDAI 2006).
Pengobatan Diare

Cara membuat larutan gula garam
• Gula satu sendok teh penuh
• Garam ¼ sendok teh
• Air masak satu gelas
• Campur diaduk sampai larut

Cara membuat oralit
• Sediakan satu gelas (200 ml) air yang telah dimasak
• Masukkan satu bungkus oralit kedalam gelas
• Aduk sampai larut

Takaran pemberian oralit untuk penderita Diare
• Di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1.5 gelas selanjutnya 0.5 gelas setiap kali mencret
• Di bawah 5 tahun : 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret
• Anak di atas 5 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret
• Anak diatas 12 tahun dan dewasa : 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret

Amatlah penting untuk memberikan gizi yang cukup selama diare, terutama pada anak dengan gizi yang kurang. Makanan dan minuman jangan dihentikan lebih dari 24 jam saat anak mengalami diare, karena pulihnya mukosa usus tergantung pada gizi yang cukup. Bila tidak, maka hal ini akan merupakan faktor yang memudahakan terjadinya diare kronik.

Pemberian kembali makanan dan minuman (refeeding) secara cepat sangatlah penting bagi anak dengan gizi kurang yang mengalami diare akut dan hal ini akan mencegah berkurangnya berat badan lebih lanjut dan mempercepat kesembuhan. Air susu ibu dan susu formula serta makanan pada umumnya harus dilanjutkan pemberiannya selama diare (Subijanto dkk 2007).

Penelitian yang dilakukan oleh Lama More RA dkk (1998) menunjukkan bahwa suplemen nukleotida pada susu formula secara signifikan mengurangi lama dan beratnya diare pada anak karena nukleotida adalah bahan yang sangat diperlukan untuk replikasi sel termasuk sel epitel usus dan sel imunokompeten.

Bayi berusia 6 bulan ke bawah cukup diberi ASI saja, tanpa ada tambahan makanan lain. Pada bayi di atas 6 bulan wajib diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) karena kebutuhan zat gizinya sudah dapat dipenuhi oleh ASI berikut adalah contoh menu untuk bayi menjelang satu tahun :

1. Pukul 06.00 : Susu (ASI atau susu formula)
2. Pukul 08.00 : Bubur saring/Nasi tim
3. Pukul 10.00 : Susu/Makanan selingan
4. Pukul 12.00 : Bubur buah/Nasi tim
5. Pukul 14.00 : Susu (ASI atau susu formula)
6. Pukul 16.00 : Makanan selingan
7. Pukul 18.00 : Bubur saring/Nasi tim
8. Pukul 20.00 : Susu (ASI atau susu formula)

Setelah berusia satu tahun anak diberikan makan makanan keluarga namun dengan konsistensi dan porsi sesuai umur anak. Asupan gizi anak harus seimbang untuk memulihkan kondisinya yang banyak kehilangan zat gizi akibat diare.

0 comments:

Posting Komentar