Dimulai setelah partus selesai dan berakhirnya kira-kira enam minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti belum ada kehamilan dalam waktu tiga bulan (Sarwono, 1992).
Merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal, masa ini berlangsung selama enam minggu atau 42 hari (Manuaba, 2000).
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kurang lebih selama enam minggu (Sarwono,2001).
Dimulai beberapa jam sesudah lahir placenta dan mencakup enam minggu berikutnya (JHPIEG, 2001).
Dapat disimpulkan bahwa masa nifas adalah masa pemulihan alat-alat kandungan setelah melahirkan yang berlangsung kira-kira enam minggu dan kembali keadaan sebelum ada kehamilan memerlukan waktu selama tiga bulan.
Menurut Mochtar (1998) periode nifas dibagi tiga :
1 Early Peurperium (masa nifas dini)
Masa dimana telah diperolehnya berdiri dan berjalan sedini mungkin waktunya antara 0 – 24 jam.
2 Immediate Puerperium (masa nifas pertengahan)
Kepulihan alat-alat genetalia yang lamanya sampai dengan 6 – 8 minggu
3 Later Puerperium (masa nifas akhir)
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama kehamilan atau bersalin mengalami komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bias berminggu-minggu, bulan bahkan tahunan.
B. Gambaran Klinis
Perubahan yang terjadi selama masa nifas : (Prawirohardjo, 1992)
1. Sistem Vaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah + 300 – 500 cc, bila melalui operasi 5 C kehilangan darah dapat dua kali lipat. Perpubahan yang terjadi dari blood volume (volume darah) dan hemokon sentrasi. Dan baru stabil setelah 4-6 minggu. Setelah melahirkan Shunt akan hilang dengan tiba-tiba volume darah ibu relatif akan bertambah
2. Sistem Reproduksi
a. Involusi Rahim
Setelah placenta lahir uterus akan mengeras karena kontraksi dan reaksi pada otot-ototnya. Setelah lahir, berat uterus 1000 gram. Seminggu kemudian 500 gram, 2 minggu post partum 375 gram dan pada akhir poerperium 50 gram (noral 40 – 60 gram). Involusi terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena cytoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi disebabkan karena outolisis, dimana zat protein, dindinng rahim pecah, diabsorpsi dan kemudian dibuang dengan utrine. Sebab bukti dapat dikemukakan bahwa kadar nitrogen dalam air kencing sangat tinggi.
Perlepasan placenta pada selaput janin pada dinding rahim terjadi pada stratum spiongasum yang mengikat menjadi nechotic, sedang lapisan yang tetap sehat menghasilkan endometrium baru. Ephitel baru yang terjadi dengan proliperasi sel-sel kelenjar. Ephitelisasi memakan waktu tiga minggu. Aktivitas otot-otot adalah terjadinya kontraksi dan reaksi dan retraksi otot-otot setelah anak lahir, yang diperlukan untuk menutup pembuluh darah yang pecah karena adanya pelepasan placenta, serta mengeluarkan isi uterus yang tidak diperlukan. Hal ini menyebabkan terganggunya pembuluh darah dalam uterus sehingga jaringan otot-otot tersebut menjadi lebih kecil. Aliran darah berubah kebuah dada yang diutamakan sehingga buah dada menjadi lebih merah, bengkak dan lebih besar. Involusi uterus dapat dilihat dari luar dengan memeriksa fundus uteri dari luar. Segera setelah persalinan TFU 2 cm di bawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm dibawah pusat. Pada hari 3 – 4 fundus uteri 2 jari di bawah pusat, pada hari ke- 5 – 7 TFU setengah pusat symphisis, pada hari ke-10 tak teraba.
b. Involusi tempat placenta
Beberapa hari post partum, ostum uteri externum dapat dilalui 2 jari pinggirnya tidak rata, retak-retak karena pernah persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui satu jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas canalis servicatis, pada servix terbentuk sel-sel otot baru karena hiperlasis, retraksi dirobekkan servik sembuh. Pada minggu ke-3 post partum rugae mulai nampak kembali.
c. Lochea
Yaitu cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas. Sifat lochea alkalis jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir sewaktu mestruasi. Cairan ini berasal dari melekatnya placenta. Dimana bekas melekasnya placenta menimbulkan pecahan-pecahan pembuluh darah dan dalam penyembuhan mengeluarkan getah, selain itu juga terdapat sisa selaput chorium yang tertinggal pada deciduas ligquoramni saat persalinan vernix caswosa, rambut lanugo dan kemudian mekonium.
1) Lochea rubra/crenta
Pada hari 1 – 2 berwarna merah berisi lapisan deciduas sisa-sisa chorium, liquor amni, rambut lanugo, vernix caseosa dan kemungkinan pula meconium.
2) Lochea sanuinolenta
Pada hari 3 – 7 berwarna coklat sedikit darah, bnyak serum selaput lendir leucocytendum kuman penyakit jaringan yang telah mati.
3) Purubahan service dan vagina
Beberapa hari post partum, ostum uteri externum dapat dilalui 2 jari pinggirnya tidak rata, retak-retak karena pernah persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui satu jari saja dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas canalis servicalis, pada servik terbentuk sel-sel otot baru karena hiperlasis, retraksi dirobekkan servix sembuh, pada minggu ke-3 post partum rugae mulai nampak kembali.
4) Lochea
Yaitu cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa n ifas. Sifat lochea alkalis jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir sewaktu menstruasi. Cairan ini berasal dari meletaknya placenta. Dimana bekas melekasnya placenta menimbulkan pecahan-pecahan pembuluh darah dan dalam penyembuhan mengeluarkan getah. Selain itu juga terdapat sisa selaput chorium yang tertinggal pada deciduas ligquuorumni saat persalinan vermix caswosa, rambut lanugo dan kemudian mekonium.
a) lochea rubra/crenta
pada hari 1 – 2 berwarna merah berisi lapisan deciduas sisa-sia choirum, luquoromni, rambut lonugo, vernix caseosa dan kemungkinan pula meconiu.
b) Lochea sanguinolenta
Pada hari 3 – 7 berwarna coklat sedikit darah, banyak serum selaput lendir leucocytendumkuman penyakit jaringan yang telah mati.
c) Lochea serosa
Pada hari ke 7 – 10 berwarna agak kuning, cair dan tidak berdarah
d) Lochea alba
Setelah 2 minggu berwarna kekuningan berisi selaput lendir leucocytendan kuman penyakit yang telah mati. Apabila lochea yang dikeluarkan lebih lama kemungkinan.
- Tertinggal sisa tali pusat
- Ibu yang tidak menyusi anaknya
- Infeksi jalan lahir
3. Buah Dada/Loctasi
Hormon progesterone dan estrogen ini menghambat pengeluaran prolaktin. Dengan lahirnya placenta kadar estrogen dan progesterone menurun sehingga penekanan prolaktin meningkat dalam darah dan merangsang sel-sel acini untuk produksi ASI.
Ada 2 refleksi yang memegang peranan dalam proses pembentukan :
a. Reflek prolaktin
Reflek ini merupakan reflek neuron hormone yang mengatur produksi ASI kontinuitas sekresi prolaktin tergantung pada :
1) Hisapan bayi
2) Seringnya menyusui
3) Jarak antara waktu menyusui
b. Reflek let down
Reflek pemancaran ASI karena rangsangan pada papill dan areola mamae waktu bayi menghisap. Reflek ini merupakan reflek psikosomatik yang sangat dipengaruhi oleh emosi.
4. Sistem Perkencingan
Dinding kantung kencing memperlihatkan oedema dan hyperenia. Kadang-kadang oedema tergonium hyperemia kandung kencing. Selama nifas kurang sensitive dan kapasitas kandung kemih juga bertambah, sehingga volume penuh atau sesudah BAK masih tertinggal urin residual. Sisa urin ini dan trauma pada kandung kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilatasi ureter dan pyelum normal kembali dalam waktu dua minggu.
5. Tanda-tanda Vital
a. Suhu tubuh
Suhu tubuh post parutm suhu tubuh meningkat + 37,50C – 380C. karena kerja keras waktu persalinan kemudian suhu atau kembali normal.
b. Nadi
Pols sehabis melahirkan : 100 kali permenit, karena kelelahan, perdarahan, nyeri dan infeksi.
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah kemungkinan karena adanya perdarahan
d. Pernapasan
Bila suhu dan denyut nadi tidak normal pernapasan akan mengikutinya.
6. Sistem Gastro Intestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan. Hal ini dikarenakan alat pencernaan mendapatkan tekanan waktu melahirkan, dehidrasi hemoroid dan laktasi jalan lahir. Supaya BAB kembali lancar dapat diberi makanan yang mengandung serat dan pemberian cairan yang cukup. Bila usaha-usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 -3 hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau lyserin spuit atau obat laxantla yang lain.
7. Otot-otot Abdominal
Setelah persalinan dinding perut longgar karena direnggang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu pada waktu yang esthemis, terjadi diastosis dari otot-otot recuts abdominis untuk mengencangkan kembali otot-otot perut dapat dilakukan senam nifas.
0 comments:
Posting Komentar