Infolinks In Text Ads

IUD generasi pertama

IUD telah dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutera dan logam (besi baja, stainlessteel, perak, dan tembaga), sampai pada generasi plastik baik yang ditambahi obat (medicated), maupun yang tidak ditambahi obat (unmedicated).
    Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi:
a.    Bentuk terbuka (open device) misalnya: Lippes Loop, CU-T, CU-7, Marquiles, Spring coil Multiload, NOVA-T,dan lainnya.
b.    Bentuk tertutup (closed device) misalnya Otaring, Antigon, Gravenbergring, Hall-Stone ring, dll.
    Menurut tambahan obat:
a.    Medicated IUD, misalnya: CU-T 200, 220, 300, 380-A, CU-T, NOVA-T, ML-CU 250, 375.
b.    Unmedicated IUD, misalnya: Lippes loop, Marquiles, Saf-T Coil, Antigon, dll.

2.3    CARA KERJA
•    Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi.
•    Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai cavum uteri.
•    AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit  masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi.
•    Kemungkinan untuk mencegah implantasi telur dan uterus.

2.4    KEUNTUNGAN IUD
1.    Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi.
2.    AKDR dapat efektiv segera setelah pemasangan.
3.    Metode jangka panjang (10 tahun prediksi dari CUT-380 A dan tidak perlu diganti).
4.    Sangat efektiv karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5.    Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6.    Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
7.    Tidak ada efek samping hormonal dengan CU AKDR (CUT-380 A).
8.    Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
9.    Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
10.    Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid berakhir).
11.    Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
12.    membantu mencegah KET.

2.2    KERUGIAN
    Efek samping yang mungkin terjadi:
    Perubahan siklus haid (umunya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang segera setelah 3 bulan).
    Haid lebih lama dan banyak.
    Perdarahan (spotting).
    Saat haid lebih sakit.
    Komplikasi lain:
    Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan.
    Perdarahan hebat pada saat haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia.
    Perforasi dinding uterus
    Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
    Tidak baik digunakan pada wanita dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan.
    Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas.
    Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR, seringkali perempuan takut selama pemasangan.
    Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR, biasanya menghilang dalam 1-2 hari.
    AKDR tidak dapat dilepas sendiri oleh klien, harus petugas kesehatan terlatih yang melepaskan AKDR.
    Kemungkinan AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR dipasang segera setelah melahirkan).
    Tidak mencegah terjadinya KET karena fungsi AKDR untuk mencegah kehamilan normal.
    Klien harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu, untuk melakukan ini klien harus memasukkan jarinya kedalam vagina (sebagian wanita tidak mau melakukan ini).

2.6    PERSYARATAN PEMAKAIAN
    Yang dapat menggunakan AKDR adalah:
•    Usia produktif.
•    Keadan nulipara.
•    Memungkinkan penggunaan kontrasepsi jangka panjang.
•    Wanita menyusui yang ingin menggunakan kontrasepsi.
•    Setelah melahirkan dan sedang menyusui.
•    Pasca abortus dan tidak ditemukan tanda-tanda PRP.
•    Resiko rendah IMS.
•    Tidak menghendaki metode hormonal.
•    Tidak suka untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
•    Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.

    Yang tidak diperkenankan menggunakan AKDR:
•    Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).
•    Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).
•    Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servicitis).
•    3 bulan terakhir sedang mengalami atau sedang menderita PRP atau abortus septic.
•    Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak yang dapat mempengaruhi kavum uteri.
•    Penyakit trofoblas yang ganas.
•    Diketahui menderita TBC pelvic.
•    Kanker alat genital.
•    Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

2.7    EFEKTIFITAS
            Efektifitas IUD sangat tinggi untuk mencegah kehamilan dengan jangka waktu yang lama. Angka kehamilan IUD berkisar 1,5-3/100 wanita pada tahun pertama, dan angka ini akan menjadi rendah untuk tahun-tahun berikutnya.

2.8    EFEK SAMPING PEMAKAIN IUD
•    Amenorea.
•    Kejang.
•    Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur.
•    Benang yang hilang.
•    Adanya pengeluaran cairan dari vagina/dicurigai adanya PRP.

2.9    WAKTU PENGGUNAAN
•    Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil.
•    Hari ke-1 sampai ke-7 siklus haid.
•    Segera setelah melahirkan selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca persalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat angka ekspulsi tinggi pada pemasangan segara atau selama 48 jam pasca persalinan.
•    Setelah abortus (segera atau daalm waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi.
•    Selama 1-5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi.

2.10    CARA PEMAKAIAN
             Mengeluarkan AKDR biasanya di keluarkan dengan jalan menarik AKDR yang keluar dari OUE dengan 2 jari, dengan pinset, atau dengan cunam. Kadang-kadang benang AKDR tidak di OUE.
            Tidak terlihatnya benang AKDR ini dapat disebabkan oleh:
1.    Akseptor menjadi hamil.
2.    Perforasi uterus.
3.    Ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor.
4.    Perubahan letak AKDR tertarik kedalam ronnga uterus seperti ada mioma uteri.
                (Ilmu Kandungan 1999)

0 comments:

Posting Komentar