Infolinks In Text Ads

KERACUNAN SINGKONG

Singkong (manihot utilissima) merupakan bahan makanan yang mengandung kalori seperti beras. Perbedaannya adalah singkong mengandung protein 1 % sedangkan beras mengandung protein 7,5 %. Singkong mengandung linamarin, yaitu suatu glikosida yang mengikat sianida. Linamarin dapat mempengaruhi “enzym” yang biasanya terdapat dalam jaringan tumbuh-tumbuhan sehingga melepaskan sianida bebas yang dapat menguap jika dipanaskan. Tiap jenis singkong mengandung jenis HCN berbede-deda, yang dapat dibagi dalam dua golongan :

1. Singkong tidak beracun, dimana kadar HCN 50 - 100 mg / kg berat singkong segar.

2. Singkong sangat beracun, dimana kadar HCN lebih dari 100 mg / kg berat singkong segar.

Kadar HCN paling tinggi adalah pada bagian paling luar ubi. Daum singkong juga mengandung HCN. Untuk mgnhindari keracunan singkong dapat dilakukan dengan :

1. Memilih parietas singkong yang mengandung sedikit HCN.

2. Mempersiapkan singkong sebelum dimasak, misalnya dengan mengiris-iris lebih dahulu kemudian direndam atau dialiri air selama 12 jam. Cara ini akan menghilangkan HCN sebanyak 67 % dari umbinya. Merebus daun singkong akan menghilangkan 95 % HCN.

Gejala keracunan akut singkong adalah sebagai berikut :

1. Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah dan diare

2. Sesak napas dan sianois

3. Apatis, kemudian lambat laun mengalami koma dan

4. Renjatan (shock)

Pengobatan dalam menanggulangi keracunan singkong ialah :

1. Mencuci lambung, membuat pasien muntah, bila makanan diperkirakan masih ada dalam lambung (kurang dari 4 jam sesudah makan singkong)

2. Berikan natrium nitrat dan natrium sulfat (lihat antidotum)

3. Berikan oksigen

4. Natrium nitrat dan natrium tiosulfat merupakan antidotum keracunan sianida yang secara dramatis akan menghilangkan gejala-gejala keracunan singkong dalam waktu singkat.

0 comments:

Posting Komentar