Infolinks In Text Ads

Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi Karena Kehamilan
1.    Sering pada primigravida, patologi telah terjadi akibat implantasi sehingga timbul iksemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi.
2.    Resiko meningkat pada :
-    Masa placenta besar (pada gemeli, penyakit trofoglas)
-    Diabetes militus
-    Iso imunisasi rhesus
-    Faktor krediter
-    Masalah vaskuler
3.    Hipertensi karena kehamilan
-    Hipertensi protein atau edema
-    Preeklamsia ringan
-    Preeklamsia berat
-    Eklamsia
4.    Hipertensi karena kehamilan dan preeklamsia ringan sering ditemukan tanpa gejala, kecuali meningkatnya tekanan darah
5.    Preeklamsia berat diagnosis pada kasus dengan salah satu gejala berikut :
-    Tekanan diastolik > 110 mmHg
-    Protein urin  2 +
-    Oligo uria < 400 ml per 24 jam
-    Edema paru: nafas pendek, siomosis, ronkhi
-    Gangguan pengliharan : skotama atau penglihatan berkabut
-    Nyeri kepala hebat tidak berkurang dengan analgesik biasa
6.    Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala preeklamsia berat dan kejang
-    Kejang terjadi tidak tergantung dari beratnya hipertensi
-    Kome terjadi sesudah kejang dapat berlangsung lama (berjam-jam)

Hipertensi Kronik
1.    Hipertensi kronik dideteksi sebelum usia kehamilan 20 minggu
2.    Superimposed preeclansia adalah hipertensi kronik dengan preeklamsia

Pengaruh Hipertensi Terhadap Kehamilan
1.    Pertumbuhan janin terhambat
2.    Kematian janin
3.    Persalinan prematur
4.    Solutio placenta

Pengaruh Kehamilan Terhadap Hipertensi
1.    Perdarahan serebral
2.    Gagal jantung, ginjal, hati
3.    Tromboembolisme
4.    Gangguan pembengkakan

Diagnosa
Hipertensi Karena Kehamilan
1.    Hipertensi
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg
2.    Preeklamsia ringan
Tekanan darah yaitu kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik sampai 110 mmHg
Tanda : protein uria 1 +
3.    Preeklamsia berat
Tekanan darah yaitu tekanan diastolik > 110 mmHg
Tanda : proteinuria 2 +, oliguria, triperfleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium
4.    Eklamsia
Tekanan darah : yaitu hipertensi        Tanda : kejang

Hipertensi Kronik
1.    Hipertensi kronik
Tekanan darah adalah hipertensi
Tanda : kehamilan < 20 minggu
2.    Superimpossed preeklamsia
Tekanan darah adalah hipertensi kronik
Tanda : protein uria + tanda-tanda lain pre eklamsia

Pencegahan

Hipertensi Kehamilan Tanpa Protemania
Jika kehamilan < 37 minggu tangani secara rawat jalan
1.    Pantau tekanan darah, proteinuria dan kondisi jamiran setiap minggu
2.    Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklamsia
3.    Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat rawat dan pertimbangkan terminasi kehamilan

Pre-eklamsia Ringan
Jika kehamilan < 37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan, lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan
1.    Pantau tekanan darah, protein urine, refleks dan kondisi janin
2.    Lebih banyak istirahat
3.    Diet biasa
4.    Tidak perlu diberi obat-obatan
5.    Jika rawat jalan tidak perlu rawat rumah sakit
-    Diet biasa
-    Pantau tekanan darah 2 x sehari proteinurea 1 x sehari
-    Tidak perlu obat-obatan
-    Tidak perlu diureetik dll
Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi
1.    Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin SIV dalam 500 ml dektrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin
2.    Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin musprostal

Preeklamsi Berat dan Eklamsi
    Penanganan preeklamsi berat dan eklampsi sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia

Hipertensi Kronik
1.    Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat anti hipertensi, dan terkontrol dengan baik lanjutkan pengobatan tersebut
2.    Jika tekanan diaslotik > 110 mmHg atau tekanan sistolik    160 mmHg berikan anti hpertensi
3.    Jika terdapat proteinuria, pikirkan suporimpossed preeklamsia
4.    Istirahat
5.    Pantau pertumbuhan dan kondisi janin
6.    Jika tidak ada komplikasi tunggu sampai aterm
7.    Jika terdapat preeklamsia, pertumbuhan janin terhambat atau gawat janin lakukan 2-5 IV dengan 50 ml dektrose perintus 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin. Jika servik belum matnag berikan prostaglandin, miso prostol, aral kateter foloy
8.    Observasi komplikasi seperti solusio placenta, atau supperimpossed prreklamsia

0 comments:

Posting Komentar