Infolinks In Text Ads

PENGERTIAN Ikterus neonatorum (bayi baru lahir berwarna kuning)

IKTERUS NENATORUM
PENGERTIAN
Ikterus neonatorum (bayi baru lahir berwarna kuning) adalah kondisi munculnya warna kuning di kulit dan selaput mata pada bayi baru lahir karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata sebagai akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah (hiperbilirubinemia).

ANGKA KEJADIAN
Warna kekuningan pada bayi baru lahir adakalanya merupakan kejadian alamiah (fisologis), adakalanya menggambarkan suatu penyakit (patologis).
Bayi berwarna kekuningan yang alamiah (fisiologis) atau bukan karena penyakit tertentu dapat terjadi pada 25% hingga 50% bayi baru lahir cukup bulan (masa kehamilan yang cukup), dan persentasenya lebih tinggi pada bayi prematur. Referensi lain menyebutkan angka kejadian bayi kuning alamiah (fisiologis) mencapai 80%.
Disebut alamiah (fisiologis) jika warna kekuningan muncul pada hari kedua atau keempat setelah kelahiran, dan berangsur menghilang (paling lama) setelah 10 hingga 14 hari. Ini terjadi karena fungsi hati belum sempurna (matang) dalam memproses sel darah merah.
Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah tidak melebihi batas yang membahayakan (ditetapkan).
PARAMATER ::
Ada beberapa batasan warna kekuningan pada bayi baru lahir untuk menilai proses alamiah (fisiologis), maupun warna kekuningan yang berhubungan dengan penyakit (patologis), agar kita lebih mudah mengenalinya.
Secara garis besar, batasan kekuningan bayi baru kahir karena proses alamiah (fisiologis) adalah sebagai berikut:

• Warna kekuningan nampak pada hari kedua sampai hari keempat.
• Secara kasat mata, bayi nampak sehat
• Warna kuning berangsur hilang setelah 10-14 hari.
• Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah kurang dari 12 mg%.
Adapun warna kekuningan pada bayi baru lahir yang menggambarkan suatu penyakit (patologis), antara lain:
• Warna kekuningan nampak pada bayi sebelum umur 36 jam.
• Warna kekuningan cepat menyebar kesekujur tubuh bayi.
• Warna kekuningan lebih lama menghilang, biasanya lebih dari 2 minggu.
• Adakalanya disertai dengan kulit memucat (anemia).
• Kadar bilirubin (pigmen empedu) dalam darah lebih dari 12 mg% pada bayi cukup bulan dan lebih dari 10 mg% pada bayi prematur.
Jika ada tanda-tanda seperti di atas (patologis), bayi kurang aktif, misalnya kurang menyusu, maka sebaiknya segera periksa ke dokter terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan.
Disamping itu, beberapa kondisi yang dapat beresiko terhadap bayi, antara lain:
• Infeksi yang berat.
• Kekurangan enzim glukosa-6-fosfat dehidrogenase(G 6 PD).
• Ketidaksesuaian golongan darah antara ibu dan janin
• Beberapa penyakit karena genetik (penyakit bawaan atau keturunan).

PATOFISIOLOGI
Tentu kita bertanya-tanya, bagaimana warna kekuningan dapat terjadi, baik pada proses alamiah (fisiologis) maupun warna kekuningan yang berhubungan dengan penyakit?
Pada dasarnya warna kekuningan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain:
• Proses pemecahan sel darah merah (eritrosit) yang berlebihan.
• Gangguan proses transportasi pigmen empedu (bilirubin).
• Gangguan proses penggabungan (konjugasi) pigmen empedu (bilirubin) dengan protein.
• Gangguan proses pengeluaran pigmen empedu (bilirubin) bersama air.
Gangguan pada proses di atas (dan proses lain yang lebih rumit) menyebabkan kadar pigmen empedu (bilirubin) dalam darah meningkat, akibatnya kulit bayi nampak kekuningan.

PENGOBATAN
Pada bayi baru lahir dengan warna kekuningan karena proses alami (fisiologis), tidak berbahaya dan tidak diperlukan pengobatan khusus, kondisi tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Prinsip pengobatan warna kekuningan pada bayi baru lahir adalah menghilangkan penyebabnya.
Cara lain adalah upaya mencegah peningkatan kadar pigmen empedu (bilirubin) dalam darah. Hal ini dapat dilakukan dengan:
• Meningkatkan kemampuan kinerja enzim yang terlibat dalam pengolahan pigmen empedu (bilirubin).
• Mengupayakan perubahan pigmen empedu (bilirubin) tidak larut dalam air menjadi larut dalam air, agar memudahkan proses pengeluaran (ekskresi), dengan cara pengobatan sinar (foto terapi).
• Membuang pigmen empedu (bilirubin) dengan cara transfusi tukar.

0 comments:

Posting Komentar