Infolinks In Text Ads

Usia dalam Perkawinan

Salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap keputusan untuk menikah pada usia muda adalah tanggung jawab. Meskipun demikian, faktor eksternal juga memiliki pengaruh besar. Anda mungkin segera memutuskan menikah ketika anda semester tiga karena anda melihat teman anda yang sudah menikah tampak lebih bahagia,

secara psikis lebih tenang dan lebih bersemangat hidupnya. Akibatnya anda terdorong untuk segera menikah dengan harapan dapat menemui pernikahan yang sama, yakni pernikahan yang membuat hidup lebih bersemangat, padahal boleh jadi, anda belum betul-betul siap untuk menikah dibanding dengan teman anda, meskipun usia anda lebih tua satu tahun. Diane E. Papilla dan Sally Wendkos Olds mengemukakan, usia terbaik untuk menikah bagi perempuan adalah 19-25 tahun sedangkan bagi laki-laki usia 20-25 tahun diharapkan sudah menikah.

Ini adalah usia terbaik untuk menikah, baik untuk memulai kehidupan rumah tangga maupun untuk mengasuh anak pertama. Akan tetapi Hoffman dan kawan-kawan menunjukkan bahwa saat yang tepat untuk menikah juga dipengaruhi oleh dukungan sosial dan budaya, termasuk budaya keluarga. Budaya yang memandang pernikahan dini sebagai keputusan yang baik, akan cenderung menjadikan para pemuda lebih cepat mengalami kesiapan menikah.

Hoffman mengatakan sebagian mahasiswa sempat terganggu kuliahnya, tetapi sebagian besar tidak mengalami hambatan apa-apa dalam menyelesaikan studinya. Masa-masa yang paling banyak menimbulkan hambatan kuliah adalah ketika memiliki anak pertama. Ini karena mereka harus melakukan penyesuaian diri dengan peran baru sebagai orang tua, kebingungan bagaimana harus menghadapi perilaku bayi, serta perubahan aktivitas fisik yang terasa mendadak. Berangkat dari sini, ada satu hal yang dapat kita catat baik-baik. Sebelum menikah, sebaiknya persiapkan mental dan terutama tujuan-tujuan anda dalam menikah (Mathis, 2010).

0 comments:

Posting Komentar