Infolinks In Text Ads

Jenis AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

JENIS AKDR

1. AKDR Non-hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4. Karena itu berpuluh-puluh macam AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polietilen) baik yang ditambah obat atau tidak.

a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2:
  • Bentuk terbuka (Open Device): Misalnya: Lippes Loop, CUT, Cu-7.Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
  • Bentuk tertutup (Closed Device): Misalnya: Ota-Ring, Altigon, dan Graten Ber Ring.
b.Menurut Tambahan atau Metal
  • Medicated IUD: Misalnya: Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 (daya kerja 3 tahun). Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adalah 220 mm2. Cara insersi: Withdrawal.
  • Un Medicated IUD: Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon. Cara insersi Lippes Loop: Push Out. Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero unuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang tidak ada keluhanan persoalan bagi akseptornya. IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicated Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T.
2. IUD yang mengandung hormonal
a. Progestasert –T = Alza T
  • Panjang 36 mm, labar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
  • Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 µg progesteron setiap hari.
  • Tabung insersinya berbentuk lengkung.
  • Daya kerja 18 bulan.
  • Tekhnik insersi: Plunging (modified withdrawal)
b.LNG 20
  • Mengandung 46-60 mg Levonolgestrel, dengan pelepasan 20µg per hari.
  • Sedang diteliti di Finlandia.
  • Angka kegagalan /kehamilan angka terendah: <0,5 per 100 wanita per tahun.
  • Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau perdarahan haid yang sangat sedikit (Handayani, 2010).

0 comments:

Posting Komentar