Infolinks In Text Ads

Penatalaksanaan diare

a. Untuk bayi yang menyusui ASI
  • Hentikan makanan padat
  • Berikan cairan suplemen cairan jernih
  • Lanjutkan menyusu ASI
b. Untuk bayi menyusu formula
  • Hindari cairan cairan carbohidrat tinggi (mis: minuman ringan gelatin,jus jeruk, minuman berkafein,kaldu ayam atau daging)
  • Gunakan larutan rehidrasi oral (mis: Pedialite, lytran, reselite, resol). Berikan 60-80 ml/kg selama lebih dari dua jam untuk diare ringan sampai sedang.
  • Secara bertahap tambahan pada diet reguler (kecuali produk susu setelah 36 sampai 48 jam setelah 3 sampai 5 hari, secara bertahap tambahkan susu skim pada susu encer sampai menjadi susu kental.
  • Secara bertahap kenalkan formula (formula encer pada formula kental)
  • Jelaskan diet BRATT (banana, rice, aplecouce, teh dan touse) untuk mengatasi efek diare
c. Penatalaksanaan diare yang lain, antara lain :
  • Lakukan observasi awal penyebab diare..
  • Anak penderita diare ringan tetap dapat mengkonsumsi makanan biasa, termasuk susu. ASI tetap dapat diberikan.Jika anak terlihat kembung setelah minum susu sapi atau formula, hubungi DSA. Diskusikan kemungkinan mengganti susu. Biasanya susu yang digunakan yaitu susu free-lactose (FL). Cairan khusus (pengganti cairan tubuh) umumnya belum diperlukan pada anak penderita diare ringan.
  • Anak penderita diare sedang dapat dirawat di rumah dengan pengawasan ekstra dan petunjuk dari DSA-nya.
  • Jangan membuat sendiri cairan ini. Takaran dan kandungan dari oralit sangat kompleks.
  • Untuk diare berat dengan gejala-gejala dehidrasi berat harus diberi cairan infus.
  • Banyak minum (paling sedikit 55 cc air setiap jam) untuk menggantikan cairan yg hilang melalui diare.
  • Lanjutkan makanan padat, jika bayi sudah biasa makan makanan padat.
  • Jika ada muntah, makanan padat biasanya tidak diberikan sampai muntah ini berhenti. Tetapi tawarkan cairan yang bening (sari buah yang diencerkan atau cairan rehidrasi, jika dianjurkan oleh dokter) atau untuk anak yg sudah lebih besar, tawarkan es lilin yang dibuat dari sari buah yang diencerkan.
  • Ketika tinja mulai normal kembali, biasanya setelah dua atau tiga hari, dokter akan menganjurkan anda untuk kembali ke diet bayi yang biasanya, tetapi tetap membatasi susu dan produk susu lainnya (kecuali asi atau susu formula untuk satu atau dua hari lebih lama.
  • Pada diare yang berlangsung selama dua minggu atau lebih, pada bayi yang minum susu botol, dokter mungkin menganjurkan perubahan susu formulanya.
  • Pengobatan untuk membantu meringankan gejala :
a.  Loperamide (“Imodium”)
  • Petunjuk penggunaan: untuk mengawali, konsumsi dua butir tablet. Kemudian gunakan satu tablet tiap kali anda buang air besar (jangan konsumsi lebih dari 8 tablet dalam jangka waktu 24 jam). Jangan berikan obat ini pada bayi, anak-anak dan wanita hamil.
b. Bismuth subsalicylate (“Pepto-bismol”)
  • Pentunjuk penggunaan: apabila anda menggunakan tablet, minum dua butir tablet tiap 30 menit hingga diare berkurang. Jangan mengkonsumsi lebih dari 16 tablet dalam jangka waktu 24 jam. Apabila anda menggunakan obat cair, minum 6 sendok teh (30 mls) setiap 30 menit hingga diare berkurang. Jangan mengkonsumsi obat lebih dari 8 kali dalam jangka waktu 24 jam. Jangan berikan pada bayi dan anak-anak. (Suririnah, 2007)
7. Kriteria Dehidrasi Karena Diare
  • Derajat dehidrasi dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh. Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras.
a. Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh)
  • Status mental: baik, waspada
  • Rasa haus: minum baik, mungkin menolak cairan
  • Denyut nadi: normal
  • Kualitas kecukupan isi nadi: normal
  • Pernapasan: normal
  • Mata: normal
  • Air mata: ada
  • Mulut dan lidah: lembap (basah)
  • Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit
  • Pengisian kapiler darah: normal
  • Suhu lengan dan tungkai: hangat
  • Produksi urin: normal sampai berkurang
b.Dehidrasi ringan sampai sedang (kehilangan 3 – 9% cairan tubuh)
  • Status mental: normal, lesu, atau rewel
  • Rasa haus: haus dan ingin minum terus
  • Denyut nadi: normal sampai meningkat
  • Kualitas kecukupan isi nadi: normal sampai berkurang
  • Pernapasan: normal; cepat
  • Mata: agak cekung
  • Air mata: berkurang
  • Mulut dan lidah: kering
  • Elastisitas kulit: kembali sebelum 2 detik
  • Pengisian kapiler darah: memanjang (lama)
  • Suhu lengan dan tungkai: dingin
  • Produksi urin: berkurang
c. Dehidrasi berat (kehilangan > 9% cairan tubuh)
  • Status mental: lesu, sampai tidak sadar
  • Rasa haus: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum
  • Denyut nadi: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat
  • Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba
  • Pernapasan: dalam
  • Mata: sangat cekung
  • Air mata: tidak ada
  • Mulut dan lidah: pecah-pecah
  • Elastisitas kulit: kembali setelah 2 detik
  • Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal
  • Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru
  • Produksi urin: minimal (sangat sedikit) (Safitri, 2006)

0 comments:

Posting Komentar