Infolinks In Text Ads

Penyebab Kecemasan

PENYEBAB KECEMASAN

a Faktor predisposisi

1). Teori Psikoanalitik
Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri dari tiga elemen yaitu id, ego, dan super ego. Id melambangkan dorongan insting dan impuls primitif, super ego mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang, sedangkan ego digambarkan sebagai mediator antara tuntutan dari id dan super ego. Kecemasan merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu bahaya yang perlu diatasi.

2). Teori Interpersonal
Kecemasan terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal, hal ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan seperti kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak berhahaya. Individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat mudah untuk mengalami kecemasan

3). Teori Perilaku
Kecemasan merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan para ahli perilaku menganggap kecemasan merupakan suatu dorongan yang dipelajari berdasarkan dorongan, keinginan untuk menghindarkan rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa manusia yang pada awal kehidupanya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan menunjukkan kemungkinan kecemasan yang berat pada kehidupan yang berat dan pada kehidupan masa dewasanya

4). Teori Biologis
Menurut Selye, otak mengandung reseptor khusus untuk benzo diazepine reseptor ini membantu mengatur kecemasan Penghambat asam amino butirikgamma neuro regulator juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan dengan kecemasan sebagai halnya dengan endokrin. Kecemasan mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi reseptor.
Menurut W. B. Cannon sentrum-sentrum dalam otak yang diduga mempunyai pengaruh penting dalam masalah emosi adalah hipotalamus retikuler aktivasi sistem (RAS) dan sistem limbik. Fungsi dari sisteni aktivasi retikuler adalah untuk mempersiapkan areal-areal dalam otak untuk rangsangan yang akan datang. Sistem limbik adalah bagian dari otak yaitu viceral brain (otak dalam) yang merupakan kesatuan integritas dan menerima impuls dari organ tubuh. Impuls dan viceral dapat sampai ke korteks melalui sistem limbik. Salah satu aspek yang penting dalam penyaluran impuls adalah zat-zat Catecholamines Neurotransmitter tidak secara homogen tersebar di seluruh otak akan tetapi berkonsentrasi di bagian-bagian otak tertentu.
Dari penyelidikan-penyelidikan telah dibuktikan bahwa kemampuan untuk mengalami suatu emosi tidak hanya tergantung dari kadar adrenalin yang meningkat tetapi jenis emosi yang dialami dan diperhatikan tergantung, dari faktor-faktor dan stimulus dalam lingkungan.
Bila pada seseorang terdapat kadar neurotransmitter meningkat, dia akan merasakan suatu emosi (menangis, tertawa, takut. dan cernas) dibuktikan juga bahwa kesehatan umum seseorang dapat sebagai predisposisi kecemasan-kecemasan yang disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya mcnurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stressor.

b. Faktor Presipitasi

1). Ancaman Integritas Diri
Meliputi ketidakmampuan fisiologis atau gangguan terhadap kebutuhan dasar. Hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal meliputi infeksi virus dan bakteri, polusi lingkungan, sampah. rumah dan makanan juga pakaian dan trauma fisik. Faktor internal meliputi kegagalan mekanisme fisiologi seperti sistem kekebalan, pengaturan suhu dan jantung, serta perubahan biologis.

2). Ancaman Sistem Diri
Meliputi ancaman terhadap identitas diri, harga diri dan hubungan interpersonal, kehilangan serta perubahan status atau peran. Faktor eksternal yang mempengaruhi harga diri adalah kehilangan, dilematik, tekanan dalam kelompok sosial maupun budaya.

3). Faktor Lain Menurut Model Integritas
Perbedaan dipengaruhi kecemasan sehingga untuk menyelamatkan dari stimulus yang mengancam adalah dengan cara menghindar.
Indivi du lahir mempunyai sistem saraf otonom yang lebih peka terhadap ancaman atau stressor.
Masa anak-anak dan dewasa dalam belajar mencari pengalaman mungkin dengan menentukan tingkat kecemasan dan situasi yang pada dasarnya akan menimbulkan kecemasan.
Ketidakmampuan mengatasi situasi berbaya dengan adaptif bisa menimbulkan kecenderungan untuk berespon terhadap kecemasan.
Fungsi kognitif dapat berkesinambungan yang berfokus pada kecemasan sehingga fungsi tersebut mempunyai antisipasi untuk menahan stimulus yang menimbulkan kecemasan.
Seseorang mungkin lebih mudah terancam rasa amannya terutama trauma intelegensi dan mawas diri.

0 comments:

Posting Komentar