Infolinks In Text Ads

Pengertian Penelitian historis (historical research)

Penelitian historis (historical research) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk merekonstruksi kondisi masa lampau secara objektif, sistematik, dan akurat. Melalui penelitian ini, bukti-bukti dikumpulkan, dievaluasi, dianalisis, dan disintesiskan. Selanjutnya, dirumuskan kesimpulan berdasarkan bukti-bukti itu. Adakalanya penelitian historis digunakan untuk menguji hipotesis tertentu. Misalnya, hipotesis mengenai dugaan adanya kesamaan antara sejarah perkembangan keperawatan dari satu negara yang mengalami hegemoni penjajah yang sama. Contoh lain dari penelitian historis adalah studi tentang prosedur “diagnosis” dalam sistem pengobatan secara tradisional dan relevansinya dengan kenyataan proses “diagnosis” saat ini.

Peneliti historis biasanya memperoleh data melalui catatan-catatan, artifak-artifak, atau laporan-laporan verbal. Hasil penelitian biasanya berupa narasi deskriptif (narative description) atau analisis terhadap peristiwa-peristiwa yang muncul pada rentang waktu lama atau cukup lama di masa lampau.

Ada beberapa ciri dominan penelitian historis.

a. Adakalanya lebih bergantung pada data hasil observasi orang lain ketimbang hasil observasi sendiri.

b. Data penelitian diperoleh melalui observasi yang cemat, data yang ada harus objektif, otentik, dan diperoleh dari sumber data yang tepat pula.

c. Data yang diperoleh bersifat sistematik menurut urutan peristiwa dan bersifat tuntas.

d. Mensyaratkan data pokok dan data pelengkap. Data pokok atau data primer bersumber dari peneliti yang secara langsung melakukan observasi dan benar-benar menyaksikan kejadian yang ditulis di dalam laporan penelitian. Data pelengkap atau data sekunder diperoleh oleh peneliti berdasarkan hasil observasi atau tulisan orang lain.

e. Diperlukan adanya kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal (external criticism) dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah dokumen itu realistic atau autentik?”. Kritik internal (internal criticism) dilakukan dengan mengajukan pertanyaan “apakah data itu akurat dan relevan?” Kritik eksternal dan internal inilah yang membuat penelitian historis bersifat tertib dan ketat. Evaluasi kritis itu tentu harus objektif dan akurat pula.

f. Peneliti mengumpulkan data secara tuntas, bukan mengumpulkan data secara tertulis atau apa yang dilihat saja tanpa menggali data lain lebih lanjut. Data yang diperoleh digali, digali, dan digali lagi; untuk kemudian direkonstruksi.

Langkah-langkah umum penelitian historis adalah:

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah.

b. Mendefinisikan masalah dengan mengajukan pertanyaan: (1) apakah pendekatan ini paling cocok untuk masalah yang menjadi fokus? (2) apakah peneliti akan dapat menemukan data yang diperlukan di dalam penelitian? (3) apakah penelitian itu nantinya akan melahirkan kesimpulan yang berguna?

c. Merumuskan tujuan penelitian dan jika mungkin menyusun hipotesis yang akan menjadi arah fokus penelitian.

d. Mengumpulkan data, dengan membedakan data primer dan data sekunder. Dalam pengumpulan data ini, biasanya diperlukan kartu atau lembaran catatan.

e. Evaluasi atas data yang diperoleh dengan mengajukan kritik internal dan kritik eksternal.

f. Menuangkan hasil penelitian ke dalam bentuk laporan.

0 comments:

Posting Komentar