PENANGANAN PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)
Menurut (Sylvia, 2010: 26), terapi PMS dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Terapi Obat
Menggunakan analgesik (yang dapat dibeli bebas). Pengobatan PMSS dapat menggunakan anagesik (obat penghilang rasa sakit) dan bersifat simptomatis, hanya membantu mengatasi rasa nyeri dan gejala sedang lainnya serta bersifat sementara. Analgesik yang dijual bebas seperti paracetamol, asetaminofen dapat digunakan untuk mengatasi nyeri. Nmaun analgesik yang dijual bebas tidak efektif terhadap beberapa gejala fisik atau emosional yang lebih parah.
2.Menggunakan Anti depresi
Obat anti depresi seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs) dapat digunakan setiap hari atau selama 14 ahri sebelum menstruasi. SSRIs membantu mengurangi dampak perubahan hormon pada zat kimiawi otak (neurotransmitter), misalnya serotonin. Selain itu, anti depresi non SSRIs juga dapat digunakan untuk pengobatan PMS. Penggunaan kedua obat jenis ini harus dengan pengawasan dan resep dokter.
3. Vitamin B6
Vitamin B6 berperan sebagai kofaktor dalam proses akhir pembentukan neurotransmitter, yang akan mempengaruhi sistem endokrin otak agar menjadi lebih baik.
4.Menggunakn kontrasepsi Oral
Pil kontrasepsi oral yang mengandung kombinasi progestin-drospirenon dapat membantu mengatasi berbagai gejala pra-menstruasi yang parah atau berat
5,Psikoterapi
Psikoterapi, merupakan suatu pengobatan yang diberikan dengan cara-cara psikologik. Untuk PMS dapat diberikan berupa
Terapi relaksasi
Terapi kognitif perilaku
Psikoterapi dinamik
Terapi relaksasi bermanfaat meredakan secara relatif cepat ketegangan yang dialami seorang perempuan saat mengalami PMS, namun hal itu dapat dicapai bagi yang telat berlatih setiap hari. Prinsipnya adalah melatih pernafasan (menarik nafas dalam dan lambat, lalu memngeluarkannya dengan lambat pula), mmengendurkan seluruh otot tubuh dan mensugesti pikiran ke arah konstruktif atau yang diinginkan akan dicapai. Dalam proses terapi, dokter akan membimbing seorang perempuan melakukan ini secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung 20-30 menit atau lebih lama lagi. Setelah itu, perempuan tersebut diminta untuk melakukannya sendiri dirumah setiap hari, sehingga bila PMS muncul kembali, tubuh sudah siap bila “diajak” untuk rileks atau santai.
Selain itu, diberikan pula salah satu dari terapi kognitif perilaku atau psikoterapi dinamik. Pemilihan jenis ini berdasarkan kondisisaat itu, motivasi individu, kepribadiannya, serta tentunya pertimbangan dokter yang akn melakukannya. Kedua jenis terapi ini akan berhasil bila motivasi individu yang akan dibantu itu tinggi serta bersedia bekerja sama dengan terapis atau dokternya.
Pada terapi kognitif perilaku, individu diajak untuk bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk kembali poal perilaku dan pikiran yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi biasanya berlangsung 30-45 menit. Individu kemudian diberi pekerjaan rumah yang harus dibuat setiap hari. Pekerjaan rumah ini akan dibahas pada kunjungan konsultasi berikutnya. Biasanya terapi ini memerlukan 10-15 kali pertemuan, bisa kurang dari itu namun dapat pula lebih, tergantung pada kondisi individu yang mengalaminya.
Pada psikoterapi dinamik, individu diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya, bukan sekedar menghilangkan gejalanya semata. Pada psikoterapi ini, biasanya individu lebih banhyak berbicara, sedangkan dokter lebih banyak mendengar, kecuali pada individu yang benar-benar pendiam, maka dokter yang lebih aktif. Terapi bulan bahkan bertahun. Hal ini tentu memrlukan kerjasama yang baik antara individu dengan dokternya, serta kesabaran kedua belah pihak.
0 comments:
Posting Komentar