Infolinks In Text Ads

INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

1. PERENCANAAN
a. Penyusunan Tujuan

Perencanaan meliputi perumusan tujuan yang berorientasi pada klien. Penyusunan bersama tujuan tersebut terdiri atas kemungkinan sumber – sumber , menggambarkan pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan – tujuan , menyeleksi intervensi keperawatan yang spesipik , memobilisasi sumber – sumber dan mengoperasionalisasikan perencanaan. Penyusunan tujuan bersama dengan keluarga menjadi penentu perencanaan yang efektif. Salah satu tujuan utama keperawatan keluarga adalah bahwa klien mempunyai tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri. Pemutusan tujuan bersama anggota keluarga secara konsisten telah unggul dari pada penyusunan tujuan unilateral karena alasan :

    Peoses penyusunan tujuan bersama memiliki efek positip terhadap interaksi keluarga
    Orang nampaknya lebih menentang bila diberi tahu apa yang harus dilakukan
    Orang yang membuat keputusan cenderung merasa bertanggung jawab terhadap mereka.

Penyusunan tujuan semakin dikenali dengan suatu komponen yang amat penting dalam perencanaan. Ada beberapa tingkatan tujuan yaitu , tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur , langsung dan spesifik. Ditengah kontinum adalah tujuan tingkat menengah dan tujuan jangka panjang adalah tujuan akhir yang menyatakan maksud secara luas yang diharapkan oleh perawat dan keluarga agar dapat dicapai.

b. Membuat pendekatan alternatif dan mengidentifikasi sumber – sumber
Sebagaimana digambarkan bahwa sumber – sumber yang dapat dipakai untuk menangani kebutuhan – kabutuhan perlu diidentifikasi. Sumber – sumber itu meliputi kekuatan – kekuatan yang paling dalam , termasuk sumber – sumber perawatan diri dari mereka , system pendukung dari mereka dan sumber – sumber bantuan fisik serta komunitas.
Tindakan atau pendekatan yang spesifik yang dimudahkan oleh perawat , dipilih dari alternatif dan sumber yang ada.
c. Penyusunan prioritas

Penyusunan prioritas intervensi dalam suatu perencanan yang bertahap dan terkoordinasi akan membawa intervensi tersebut kepada pengimplementasiannya.

Pengurutan prioritas yang dibuat oleh keluarga merupakan paling penting dalam penyusunan prioritas secara bersama. Sejumlah perawat menetapkan intervensi - intervensi terencana dengan urutan prioritas rendah , menengah dan utama , dengan yang termasuk prioritas utama perlu dilaksanakan segera.


2. INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

Tahap intervensi diawali dengan penyelesaian perencanaan perawatan. Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang : klien , perawat dan anggota tim perawat kesehatan lain.
Kriteria untuk membuat keputusan termasuk keinginan dan motivasi keluarga dalam menerima bantuan dan mencoba memecahkan masalah masalahnya , dan tingkat fungsinya , keluarga serta sumber – sumber yang tersedia.
Wright dan Leahey menyarankan bahwa normalnya keluarga memerlukan bantuan dalam situasi sebagai berikut :

    Sebuah keluarga menjadi penyebab suatu masalah dimana hubungan anatara para anggota keluarga terganggu.
    Seorang anggota keluarga menjadi penyebab suatu penyakit yang mempunyai pengaruh buruk terhadap anggota yang lain.
    Anggota keluarga memperbesar gejala atau masalah seorang individu.
    Kemajuan kesehatan seorang anggota keluarga menimbulkan gejala atau kemerosotan pada seorang anggota keluarga yang lain.

Disamping itu Wright dan Leahey membagi tingkatan intervensi menjadi dua tingkatan yaitu intervenesi permulaan atau tingkat dasar yang bersifat suportif dan mendidik, dan intervensi yang telah maju meliputi sejumlah intervensi terapi keluarga yang bersifat psikososial dan tidak langsung.
Wright dan Leahey juga mengklasifikasikan intervensi keluarga dalam tingkatan fungsi keluarga yaitu kognitif, afektif dan perilaku.
3. EVALUASI

Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya intervensi-intervesi yang dilakukan oleh keluarga, perawat dan yang lainnya. Keefektifan ditentukan dengan melihat respon keluarga dan hasi, bukan intervensi-intervensi yang diimplementasikan.
Meskipun evaluasi dengan pendekatan terpusat pada klien paling relevan, seringkali membuat frustasi karena adanya kesulitan-kesulitan dalam membuat criteria objektif untuk hasil yang dikehendaki.
Rencana perawatan mengandung kerangka kerja evaluasi. Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan. Sebelum perencanaanperencanaan dikembangkan, perawat bersama keluarga perlu melihat tindakantindakan perawatan tertenu apakah tindakan tersebut benar-benar membantu. Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang perlu direnungkan ketika melakukan evaluasi :

    Apakah ada consensus antara keluarga dan anggota tim perawatan kesehatan lain dalam hal evaluasi?
    Data tambahan apa yang perlu dikumpulkan untuk mengevaluasi perkembangan?
    Apakah terdapat hasil tersembunyi yang perlu di kembangkan?
    Jika perilaku dan persepsi keluarga menyatakan bahwa masalah dimaksud diselesaikan secara tidak memuaskan, maka apa alasannya?
    Apakah diagnosa keperawatan, tujuan dan pendekatan-pendekatan bersifat akurat?

Faktor yang paling penting adalah bahwa metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan dan intervensi yang sedang dievaluasi.

4. KESIMPULAN

Perawatan keluarga yang komprehensif merupakan suatu proses yang rumit, sehingga memerlukan suatu pendekatan yang logis dan sistematis. Dimana dalam proses keperawatan keluarga akan relatif berbeda pada focus perawatannya.
Perbedaan focus perawatan tergantung pada konseptualisasi keluarga.
Dalam prakteknya, proses keperawatan keluarga menggunakan dua tingkatan yaitu tingkatan ini digunakan untuk mengkaji dan melaksanakan keperawatan keluarga dengan mengikuti langkah-langkah dalam proses keperawatan keluarga yaitu, Pengkajian (pengkajian terhadap keluarga dan pengkajian dan anggota keluarga secara individu), identifikasi masalah keluarga dan individu (diagnosa keperawatan ), rencana perawatan, intervensi dan evaluasi perawatan.

0 comments:

Posting Komentar