Infolinks In Text Ads

Pengobatan Sindrom Nefrotik (SN)

1. Istirahat cukup sampai edema tinggal sedikit.4

2. Dietetik
Pemberian diit tinggi protein tidak diperlukan bahkan sekarang dianggap kontra indikasi karena dapat menambah beban ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme protein (hiperfiltrasi) dan menyebabkan terjadinya sklerosis glomerulus. Jadi cukup diberikan diit protein normal 2 g/kgBB. Bila diberikan diit rendah protein akan terjadi malnutrisi energi protein (MEP) dan menyebabkan hambatan pertumbuhan anak. Diit rendah garam hanya diperlukan selama anak menderita edema. Restriksi cairan dianjurkan selama ada edema yang berat.5

3. Diuretik
Diuretik tiazid kurang memberi efek. Biasanya diberikan “Loop” diuretik seperti furosemid 1-2 mg/kgBB/hari, bila perlu dikombinasi dengan spironolakton (antagonis aldosteron) 2-3 mg/kgBB/hari. Kadang-kadang furosemid dikombinasikan dengan metolazon 0,2-0,4 mg/kgBB/hari untuk menginduksi diuresis, tetapi perlu dipantau terhadap kelainan elektrolit darah.5

4. Kortikosteroid
Sesuai dengan anjuran ISKDC diberikan predniso dengan dosis 60 mg/m2/hari atau 2 mg/kgBB (maksimal 80 mg/hari) untuk menginduksi remisi. Dosis prednison dihitung sesuai dengan berat badan ideal (berat terhadap tinggi badan). Prednison dosis penuh (full dose) inisial diberikan selama 4 minggu. Pada pemberian 2 minggu pertama remisi terjadi sebanyak 80 % dan pada 4 minggu 94 %. Kemudian dilanjutkan 4 minggu kedua dengan dosis 40 mg/m2 (2/3 dosis awal), 1 x sehari setelah sarapan pagi. Secara intermiten (3 hari dalam 1 minggu) atau selang sehari (alternating). Bila remisi terjadi pada 4 minggu kedua pengobatan alternating dilanjutkan menjadi 8 minggu kemudian dihentikan. Bila selama pemberian 8 minggu tidak terjadi remisi, pasien dianggap sebagai resisten steroid.5

5. Antibiotika
Antibiotika hanya diberikan bila ada infeksi, sedangkan pemberian antibiotika profilaksis tidak dianjurkan.5

0 comments:

Posting Komentar