Infolinks In Text Ads

Persiapan Perkawinan

Persiapan perkawinan terdiri dari atas persiapan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun jiwa yang meliputi berbagai aspek, yaitu biologis (fisik), mental (psikologi), psikososial, dan spiritual (WHO, 1984).

1.    Aspek fisik.
          Dilihat dari segi kesehatannya,usia 20-25 tahun bagi perempuan dan 25-30 tahun bagi laki-laki merupakan usia ideal untuk berumah tangga. Kesehatan fisik meliputi bebasnya seseorang dari penyakit (menular dan keturunan). Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi pranikah amat dianjurkan bagi pasangan yang hendak menikah.

2.    Aspek mental, yang meliputi beberapa hal berikut ini:
a.         Kepribadian, aspek kepribadian sangat penting agar masing-masing pasangan mampu menyesuaikan diri. Kematangan kepribadian merupakan faktor utama dalam perkawinan. Pasangan berkepribadian matang dapat saling memberikan kebutuhan afeksi (kebutuhan akan rasa kasih sayang) yang amat penting bagi keharmonisan keluarga.
b.         Pendidikan dan tingkat kecerdasan juga perlu diperhatikan dalam mencari pasangan. Latar belakang pendidikan agama yang dimiliki oleh masing-masing pasangan.

3.      Aspek psikososial atau spiritual yang antara lain terdiri atas beberapa hal berikut:
a.    Faktor agama dalam masyarakat tetap dipandang penting bagi stabilitas rumah tangga.
b.    Latar belakang sosial keluarga berpengaruh pada kepribadian anak yang dibesarkannya.
c.    Latar belakang budaya juga perlu diperhatikan, perbedaan suku bangsa bukan merupakan halangan untuk saling berkenalan dan akhirnya menikah. Namun faktor adat istiadat atau budaya perlu diperhatikan untuk diketahui oleh masing-masing pasangan agar dapat saling menghargai dan menyesuaikan diri.

d.   Pergaulan, sebagai persiapan menuju perkawinan masing-masing calon pasangan hendaknya dapat saling mengenal terlebih dahulu. Dalam pergaulan menikah, setiap pasangan hendaknya tetap mengindahkan nilai-nilai moral, etik, dan kaidah-kaidah agama.

e.    Pekerjaan dan kondisi materi lainnya. Faktor sandang pangan dan papan merupakan kebutuhan pokok sebab suatu perkawinan tidak bisa bertahan hanya dengan ikatan cinta dan kasih sayang saja bila tidak ada materi yang mendukungnya (Herawati, 2009).

Sebelum memutuskan untuk menikah, ada baiknya Anda mempersiapkan diri terlebih dulu sehingga Anda memiliki bekal untuk rumah tangga. Persiapan ini terutama berkait dengan aspek psikis dan ilmu. Begitu anda menikah, banyak hal yang semula tidak menjadi tanggung jawab Anda, sekarang membutuhkan perhatian yang besar. Di dalam pernikahan, Anda bisa memperoleh kesenangan-kesenangan bersama pasangan. Tetapi pada saat yang sama, anda mempunyai tanggung jawab agar kesenangan itu dapat ia rasakan juga (Mathis, 2010). .

0 comments:

Posting Komentar