Pada masa gigi susu, anak sering mengalami trauma gigi antara usia 2 sampai 3 tahun. Usia ini rentan karena anak sudah dapat berjalan sendiri namun koordinasi motoriknya masih dalam tahap perkembangan. Akibatnya anak masih sering terjatuh. Jenis trauma dental yang sering terjadi adalah bergesernya gigi karena benturan pada saat anak terjatuh. Di bawah ini adalah jenis-jenis trauma dental yang mungkin terjadi dan kebutuhan perawatannya.
Gigi patah, terutama gigi susu depan. Kalau patah hanya sedikit, dapat dibiarkan atau bekas patahan dihaluskan oleh dokter gigi, atau apabila memungkinkan dapat ditambal.
Gigi patah sampai saraf gigi terbuka (terlihat sebagai bayangan warna pink atau adanya perdarahan pada permukaan gigi yang patah) dapat menyebabkan sakit dan infeksi. Anak perlu dibawa ke dokter gigi secepatnya karena gigi harus dirawat.
Gigi bergeser, gigi terdesak ke dalam gusi, atau sebaliknya terdorong keluar, bawalah anak ke dokter gigi. Gigi perlu diperiksa dan dilakukan x-ray untuk melihat posisi gigi yang bergeser terhadap benih gigi tetapnya. Gigi susu yang mendesak ke arah benih gigi tetap perlu dicabut untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada gigi tetap tersebut.
Gigi susu tanggal, jangan dimasukkan lagi! Memasukkan kembali gigi susu yang tanggal dapat berakibat buruk pada benih gigi tetapnya. Anak perlu dibawa ke dokter gigi yang dapat membersihkan dan memeriksa lukanya.
Benih gigi tetap terletak amat dekat dengan akar gigi susu. Oleh karena itu, perubahan posisi gigi susu karena trauma dapat mengakibatkan gangguan pada benih gigi tetapnya, tergantung dari tahap perkembangan yang sedang berlangsung. Pemeriksaan gigi yang rutin, sebaiknya tiap 6 bulan sampai gigi tetapnya tumbuh, perlu dilakukan untuk melihat adanya masalah pada gigi tetap anak.
0 comments:
Posting Komentar