Kantung ketuban adalah kantung yang terdapat di dalam rahim yang mengandung bayi dan cairan ketuban yang mengelilinginya. Awal pada masa kehamilan, cairan amniotik berasal dari selaput ketuban yang menutupi plasenta dan tali pusat. Akhir pada kehamilan, cairan terutama terdiri atas urine janin dan cairan yang diekskresikan oleh paru janin.
Sejalan dengan kemajuan kehamilan, jumlah cairan ketuban yang dibentuk meningkat. Hal ini terus berlanjut sampai mendekati waktu kelahiran, pada waktu itu produksi air ketuban mulai turun.
Cairan ketuban menjaga kantung ketuban agar tidak kolaps dan memungkinkan bayi dapat bergerak dengan keluasa sehingga otot dan persendiannya dapat berkembang. Cairan ketuban mengatur suhu dan menjaga janin dari cedera. Air ketuban juga membantu kematangan paru-paru bayi karena cairan tersebut masuk dan keluar dari paru-paru janin ketika dada bayi bergerak naik dan turun.
Sampai minggu ke-21, sistem saluran pencernaan janin telah berkembang dengan baik sehingga memungkinkan janin menelan cairan. Janin menyerap banyak air yang terkandung di dalam cairan yang ditelan.
Dengan menelan cairan ketuban dapat mendorong perkembangan sistem pencernaan janin. Dengan menelan tersebut dapat mengkondisikan sistem pencernaan untuk berfungsi setelah dilahirkan. Sampai cukup bulan, bayi mungkin telah menelan cairan ketuban dalam jumlah yang cukup banyak, sebanyak 500 ml cairan ketuban dalam periode 24 jam.
Cairan ketuban merupakan bagian yang sangat penting dari kesejahteraan janin. Jika anda menjalani amniosentesis, cairan ketuban dikeluarkan dari rahim untuk dilakukan pemeriksaan. Jumlah cairan juga dapat menjadi indikasi kesehatan janin; ultrasonografi digunakan untuk mengevaluasi jumlah cairan yang terdapat di dalam kantung ketuban. Terlalu banyak cairan dapat menandakan malformasi medula spinalis atau sistem pencernaan. Terlalu sedikit dapat menandakan masalah kandung kemih atau masalah ginjal janin.
0 comments:
Posting Komentar