Penyesuaian diri terhadap perubahan Fisik
Pada perempuan, penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan mental yang
disertai Menopause sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya. Faktor budaya
pada sebagian masyarakat, ada yang menilai perempuan menurut penampilan lahiriahnya
lebih dari apapun juga.
Penekanannya diletakkan pada kecantikan, mode,bentuk tubuh,dan kemudaan
yang dapat dimanfaatkan untuk menarik perhatian kaum pria untuk meningkatkan rasa
penghargaan terhadap diri sendiri.
Hal tersebut menyulitkan bagi beberapa perempuan untuk menilai diri sendiri
setelah mereka mencapai usia Madya (40–50 tahunan), karena bagi mereka akan
merupakan bencana kalau suami atau kekasihnya meninggalkannya untuk mendapatkan
teman hidup yang lebih muda, yang kadang-kadang terjadi dalam usia Madya/separuh
baya.
Sebenarnya tanpa masalah seperti itupun, perempuan sudah cukup kalut karena
kekeringan vagina dan rasa nyeri sewaktu bersenggama,ia merasa dirinya tidak memadai
sebagai partner seksual bagi suaminya.
Mungkin perempuan ini akan merasa bahwa akhir kesuburannya berarti akhir
seksualitasnya, dan ia tidak lagi memandang dirinya sebagai perempuan yang diinginkan
suaminya, apalagi bila komunikasi diantara keduanya kurang atau tidak harmonis.
Mungkin pula ia menganggap rasa semburan panas ( hot flashes ), rasa nyeri yang
ditampilkannya dsb sebagai tanda-tanda ketuaan yang dapat dilihat dan memalukan.
Semua perasaan ini dapat menambah kegelisahan dan tekanan jiwa yang memerlukan
pertolongan medis.
Meskipun demikian, tidak semua perempuan memberi reaksi terhadap penuaan
dengan “distress“ atau “depresi “, walaupun ada tekanan budaya yang menjunjung tinggi
kecantikan dan sifat sexy perempuan muda.
Perempuan yang menghargai diri mereka dalam pekerjaan, memiliki kemampuan
atau ketrampilan khusus yang bisa dikembangkannya, dan bisa bersikap sebagai sahabat
maupun anggota keluarga dilingkungan sosialnya; akan mempunyai kesempatan yang
lebih mudah untuk menyesuaikan dirinya dengan setiap penambahan usianya dan dengan
menghilangnya kemudaannya.
Bagi perempuan seperti tersebut diatas, mungkin akan memandang Menopause
sebagai akhir masa Menstruasi yang menggembirakan, serta menerima perubahan dalam
tubuhnya sebagai sesuatu yang normal.
Bagi perempuan yang memusatkan seluruh energinya terutama bagi anak,
biasanya akan merasa kehilangan gairah hidup, jika anak-anaknya meninggalkan rumah
karena mereka sudah bekerja, kuliah atau menikah. Ia akan mengalami rasa gelisah dan
tekanan jiwa yang menyakitkannya, karena merasa kehilangan peranan sebagai seorang
ibu.
Selain itu apabila kehidupan anak-anaknya terganggu oleh penyakit, narkoba,
kehamilan yang tidak dikehendaki, kegagalan disekolah atau dalam pekerjaannya dsb;
dapat pula menimbulkan rasa bersalah sebagai orang tua dan menyebabkan rasa khawatir,
rasa gelisah dan tekanan jiwa .
Jika kondisi gangguan Psikologik yang dialaminya bersamaan dengan usia
klimakterik dan datangnya menopause, acapkali yang dipersalahkan adalah karena
perempuan itu sudah Menopause, dan salah satu pemecahannya yaitu diberi obat
penenang atau pil estrogen. Sedangkan masalah gangguan Psikologik yang disebabkan
masalah pribadi yang sesungguhnya, tidak disinggung-singgung.
0 comments:
Posting Komentar