Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya PMS, antara lain: kebiasaan minum kopi dalam jumlah banyak, stres, meningkatnya usia, riwayat dalam keluarga, faktor diet yaitu rendahnya beberapa vitamin dan mineral, terutama magnesium, vitamin E dan vitamin B.
Faktor psikologik dan sosio-kultural yang mungkin mempunyai kontribusii terhadap PMS antara lain kepribadian, serta dukungan orang-orang terdekat. Kepribadian seseorang turut berkontribusi, terutama pada yang bersifat tidak fleksibel (cenderung kaku) atau disebut sebagai gangguan kepribadian. Individu dengan gangguan kepribadian akan lebih rentan dan sulit beradaptasi dengan PMS, serta tidak mudah menerima saran dan terapi.
Terlalu sedikit makan juga merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya siklus menstruasi yang tidak teratur. (Sylvia, 2010: 18)
Wanita-wanita yang beresiko tinggi terkena atau mengalami sindrom premenstruasi antara lain:
1. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga selama hamil atau waktu lain sebelumnya sangat mempengaruhi seorang wanita terkena PMS.
2. Wanita yang pernah melahirkan
PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.
3. Status perkawinan
Kesulitan untuk menikah cenderung mengalami PMS.
4. Usia
PMS semakin sering dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30-45 tahun.
5. Stres
Faktor stres akan memperberat gangguan PMS. Hal ini sangat mempengaruhi kejiwaan dan koping seseorang dalam menyelesaikan masalah.
6. Diet
Faktor kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS. Kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat besi,seng, mangan, serta asam lemak linoleat.
7. Kebiasaan merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS.
8. Kegiatan fisik
Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS. (Saryono, 2009: 41)
0 comments:
Posting Komentar