Infolinks In Text Ads

Kegunaan Tanaman Obat Mindi Kecil

Mindi Kecil (Melia azedarach L.)

Uraian Tumbuhan
Mindi kecil kerap kali ditanam di sisi jalan sebagai pohon pelindung, kadang tumbuh liar di daerah-daerah dekat pantai. Pohon yang tumbuhnya cepat dan berasal dari Cina ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1.100 m dpl.

Pohon yang bercabang banyak ini mempunyai kulit batang yang berwarna cokelat tua, dengan tinggi sampai 4 m. daunnya majemuk, menyirip ganda, tumbuh berseling dengan panjang 20-80 cm. anak daun bentuknya bulat telur sampai lanset, tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal membulat atau tumpul, permukaan atas daun berwarna hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 3-7 cm, lebar 1,5-3 cm. Bunga majemuk dalam malai yang panjangnya 10-20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5, panjangnya sekitar 1 cm, warnanya ungu pucat, dan berbau harum. Buahnya buah batu, bulat, diameter sekitar 1,5 cm. jika masak warnanya cokelat kekuningan, dan berbiji satu. Perbanyak dengan biji.

Biji sangat beracun dan bisa digunakan untuk meracuni ikan atau serangga. Daun yang dikeringkan di dalam buku bisa menolak serangga atau kutu.

Sifat dan Khasiat

Kulit akar dan kulit kayu mindi kecil (kulian pi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit beracun (toksik). Ku lian pi masuk meridian hati, lambung, dan limpa. Berkhasiat membersihkan panas dan lembab, peluruh kencing (diuretic), pencahar (laksatif), perangsang muntah, dan peluruh cacing usus (antelmintik).

Buah mindi kecil (chuan lian zi) rasanya pahit, sifatnya dingin, sedikit toksik. Chuan lian zi masuk meridian hati, usus kecil, dan kandung kemih, serta berkhasiat peluruh cacing usus (anthelmintik), mengaktifkan energy vital guna meredakan nyeri, dan semangat obat l uar berkhasiat anti-jamur.

Daun berkhasiat puluruh kencing (diuretic) dan peluruh cacing. Seluruh tanaman berkhasiat pembuluh serangga.

Kandungan Kimia
Kulit kayu dan kulit akar mengandung toosendanin dan komponen yang larut. Selain itu, juga terdapat alkaloid azardine (margosina), kaempferol, resin, tannin, n-triacontane, รข-sitosterol, dan triterpene kulinone. Kulit akar kurang toksik disbanding kulit kayu.

Biji mengandung resin yang sangat beracun, 60% minyak lemak terdiri dari asam stearat, palmitat, oleat, linoleat, laurat, valerianat, butirat, dan sejumlah kecil minyak esensial sulfur.

Buah mengandung sterol, katekol, asam vanilat, dan asam bakayanat. Daun mengandung alkaloid paraisina, flavonoid rutin, zat pahit, saponin, tannin, steroida, dan kaemferol.


Bagian yang Digunakan

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, buah dan daunnya. Gunakan bahan segar atau yang telah dikeringkan. Kulit batang setelah dicuci, lalu jemur sampai kering. Lakukan pemotongan semebelum penyimpanan.

Indikasi
Kulit kayu dan kulit akar dugunakan untuk mengatasi :

* Cacingan terutama askariasis, oxyuriasis, taeniasis, dan trichuriasis,
* Pemakaian luar untuk scabies dan jamur di kulit kepala (tinea capitis)

Buah digunakan untuk mengatasi :

* Cacingan terutama askariasis (direbus bersama biji pinang dan buah ceguk),
* Sakit lambung, nyeri perut.

Daun digunakan untuk mengatasi :

* Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Cara Pemakaian
Siapkan kulit kayu atau kulit akar yang kering sebanyak 15-30g atau 30-60g jika menggunakan yang segar. Rebus atau jadikan bubuk/pil.

Jika menggunakan buahnya, rebus buah mindi kecil sebanyak 5-10g, lalu minum airnya.

Untuk pemakaian luar, rebus kulit kayu atau kulit akar, gunakan airnya untuk mencuci kurap atau membilas liang kemaluan yang gatal dan keputihan akibat infeksi trichomonas (trikomonal vaginitis). Kulit kayu atau kulit akar juga bisa dibakar/dipanggang, lalu giling sampai halus menjadi bubuk. Untuk pemakaian, tambahkan cuka atau minyak secukupnya pada bubuk tersebut, lalu oleskan pada kelainan kulit, seperti rubella (campak Jerman), erisipelas (infeksi akut pada kulit akibat Streptokokus) kurap di kulit kepala karena jamur (tinea kapasitis), gatal-gatal akibat skabies, ekzema dan koreng.

Daun midi kecil juga bisa direbus, gunakan airnya untuk mencuci kurap dan daunnya untuk mengompres koreng, bisul, ekzema dan radang kulit akibat infestasi cacing. Daun segarnya jika diremas dan ditempelkan pada pelipis bisa menghilangkan sakit kepala. Bunganya sabagai obat luar untuk sakit kepala.

Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian

* Toosendanin merupakan komponen aktif pada midi kecil yang berkhasiat antelmitik dan bekerja lebih lama dari santonin.
* Pada percobaan in vitro, infuse Meliae Cortex dengan konsentrasi 25-50% meyebabkan kelumpuhan cacing keremi yang berasal dari tikus.
* Pemberian toosendanin 8 mg/kg BB pada tikus secara intravena (IV) atau intramuscular (IM) atau suntikan 0,4 mg/kg langsung ke pusat pernapasan di medulla, menyebabkan gagal napas. Ini menandakan toosedanin dapat menimbulkan depresi pernapasan.

Contok Pemakaian

* Cacing gelang (ascariasis)
Cuci kulit kayu midi yang kering (15-30g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai air rebusannya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari. Lakukan selama 2-3 hari.
* Cacing tambang (ankylostoma)
Cuci kulit kayu midi yang kering dan biji pinang (masing-masing 15g), lalu iris tipis-tipis. Rebus dengan tiga gelas air sampai air rebusannya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus pada malam hari.
* Skabies
Tambahan cuka pada bubuk kulit kayu atau kulit akar secukupnya, lalu aduk sampai merata. Borehkan pada bagian kulit yang gatal. Lakukan 3-4 kali sehari sampai sembuh.
* Kudis
o Rebus kulit kayu atau kulit akar midi kecil secukupnya. Setelah dingin, gunakan air saringannya untuk mencuci bagian kulit yang kudis.
o Cuci dan tumbuk sampai halus daun mindi kecil yang masih segar (secukupnya). Bubuhkan pada bagian kulit yang kudis, lalu balut. Lakukan tiga kali sahari.
o Bakar kulit kayu mindi kecil secukupnya sampai hangus, lalu giling menjadi serbuk. Tambahkan air kapur sirih, lalu gunakan untuk menggosok bagian yang kudis.
* Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Cuci daun mindi kecil yang segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan dua gelas air sampai airnya tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Catatan
* Zat berkhasiat pada midi kecil yang bernama toosendanin jiika digunakan dalam dosis pengobatan jarang menimbulkan efek samping. Meskipun demikian,kadang-kadang dapat menimbulkan gejala pening, mual, muntah, nyeri perut, diare, kemerahan pada muka (flushing), dan mengantuk. Pada beberapa pasien bisa menyebabkan penglihatan kabur dan gatalgatal. Gejala-gejala tersebut akan menghilang dengan sendirinya dalam 2-3 jam, dan pada sebagian pasien dapat lebih lama dari satu hari. Gejala tersebut akan sembuh spontan tanpa pengobatan spesifik. Sebagai peluruh cscing usus, efek samping toosendanin lebih sedikit dari pada piperasin sitrat dan santonin.
* Efek samping yang berat timbul bila bosis ekstrak melebihi 0,8 mg pada orang dewasa. Gejala keracunan yang timbul berupa rasa kebas pada kaki dan tangan (neuritis parifer), denyut jantung tidak teratur (aritmia), berdebar (takhicardia), turunnya tekanan darah (hipotensi), gemetar (tremor), kejang otot, hepatitis toksik, dan sesak napas (dispnea).
* Hindari pemberian Meliae Cortex pada penderita penyakit jantung yang berat, luka pada lambung (ulkus lambung), enemia, TB paru, ayan (epilepsi), psikosis, dan kondisi badan lemah. Penderita penyakit hati (hepatitis) dan ginjal dilarang menggunakan tumbuhan obat ini karena dapat menyebabkan perlemakan hati (fatty liver) dan ginjal.
* Untuk mengurangi toksisitas, waktu merebus mindi kecil bisa ditambahkan Glycyrrhiza glabra (akar manis).
* Tumbuhan obat ini beracun, jangan digunakan untuk pengobatan jangka panjang.
* Sebaliknya penggunaan herba ini dibawah pengawasan kerbalis yang berpengalaman.

0 comments:

Posting Komentar