Infolinks In Text Ads

Klasifikasi Amenorea Patologik

Seperti dikatakan di atas, amenorea primer dan amenorea sekunder masing-masing mempunyai sebab-sebab sendiri, pada amenorea primer kelainan gonad memegang peranan penting. Akan tetapi, banyak sebab ditemukan pada kedua jenis amenorea, oleh karena itu, klasifikasi di bawah ini mencakup sebab-sebab pada amenorea primer dan amenorea sekunder.

Gangguan Organik Pusat, Sebab Organik : Tumor, radang, destruksi
Gangguan Kejiwaan seperti: Syok emosional, psikosis, anoreksi, nervosa, pseudosiesis
Gangguan poros hipotalamus – hipofisis seperti: sindrom amenorea-galaktorea, sindrom stein-laventhal, amenorea hipotalamik,

Gangguan hipofisis sidrom sheehan dan penyakit simmonds, Tumor, Adenoma Basofil (Penyakit Cusching, Ademona Asidofiil (Penyakit Gigantisme), ademona Kromofob (Sindrom Forbes-Albright)

Gangguan Gonad seperti: Kelainan Kongnital, Disgenesis ovarii (sindrom Turner), Sindrom Testicular feminization, Menoupause Prematur,The Intensitive Ovary, Penghentian fungsi ovarium karena operasi, radiasi, radang, dan sebagainya,Tumor sel-granulosa, sel-teka, sel-hilus, adrenal, arenoblastoma,

Gangguan Glandula Suprarenalis Sindrom adrenogenital, Sindrom Chushing, Penyakit Addison,
Gangguan Glandula Tiroidea, Hipotireoidi, Hipertireoidi, Kretinnisme Gangguan Pankreas, Diabeter Mellitus, Gangguan Uterus, vagina, Aplasia dan Hipoplasia uteri, Sindrom Asherman, Endometritis tuberkulosa, Histerektomi, Aplasia vagine,

Penyakit – penyakit umum seperti: Penyakit umum, Gangguan Gizi Obesitas
Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid. Premenstrual Tension merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang, walaupun kadang-kadanag berlangsung terus sampai haid berhenti. Gejala-gejala yang tidak seberapa berat banyak dijumpai, terutama pada wanita-wanita berumur antara 30 dan 45 tahun. Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa iritabilitas, gelisah. Insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembersaran dan rasa nyeri pada mamma, dan sebagainya, sedangkan pada kasus-kasus yang berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsntrasi dan peningkatan gejala-gejala fisik tersebut di atas.

Gangguan pola Menstruasi. Semua sistem kontrasepsi progestogen mengubah pola menstruasi, tetapi mekanisme yang mendasari gangguan menstruasi ini masih belum banyak dipahami. Perubahan-perubahan ini tidak dapat diduga, bervariasi sampai beberapa tingkat terhadap metode dan sangat bervariasi antara masing-masing wanita. Pada sebagian besar pemakaian (kontrasepsi progestrogen) terjadi peningkatan insidensi bercak darah yang tidak teratur dan sedikit atau perdarahan diluar siklus, kadang-kadang berkepanjangan, dan kadang-kadang dengan oligominore atau bahkan amenorrhea (Hanafi, 2005).

0 comments:

Posting Komentar