Infolinks In Text Ads

Teori Perkembangan Masa

Perkembangan anak merupakan topic yang rumit dan memiliki banyak aspek. Tidak ada satu teori pun yang dapat menjelaskan seluruh aspek perkembangan anak. Tiap teori menyumbang satu keping penting bagi perkembangan anak. Lima perspektif teoritis dalam perkembangan:

a. Teori Psikoanalisis
Menggambarkan perkembangan sebagai sesuatu yang biasanya tidak disadari (diluar kesadaran) dan diwarnai oleh emosi. Ahli teori psikoanalisis juga menekankan bahwa pengalaman dini dengan orang tua secara signifikan membentuk perkembangan. Karakteristik ini ditekankan dalam teori psikoanalisis dari Sigmund Freud. Freud menyatakan bahwa manusia melalui lima tahap perkembangan, tiga perkembangan dimasa anak-anak :
Tahap oral, terjadi selama 18 bulan pertama kehidupan dimana kesenangan bayi terpusat disekitar mulut

Tahap anal terjadi antara umur 1,5 tahun dan 3 tahun dimana kesenangan terbesar anak melibatkan anus atau fungsi pembuangan yang dihubungkan dengannya
Tahap phallic terjadi anatar umur 3 hingga 6 tahun kesenangan berfokus pada alat kelamin saat anak laki-laki dan perempuan menyadari bahwa manipulasi diri itu menyenangkan.
Tahap latency yang terjadi antara sekitar usia 6 tahun hingga masa puber. Selama masa ini anak menekan keinginan seksual dan mengembangkan keterampilan social dan intelektual.
Tahap genital yang terjadi mulai masa puber dan seterusnya. Tahap genital adalah saat kebangkitan seksual, sumber kesenangan seksual menjadi seseorang diluar keluarga.

Dalam teori Erikson terdapat delapan tahap perkembangan sepanjang hidup manusia, dan tiga tahap perkembangan dimasa awal anak-anak yaitu :

Kepercayaan versus ketidakpercayaan dialami pada tahun pertama kehidupan. Rasa percaya melibatkan rasa nyaman secara fisik dan tidak ada rasa takut atau kecemasan akan masa depan.
Otonomi versus rasa malu dan ragu-ragu, tahap ini terjadi pada masa bayi akhir dan masa awal kanak-kanak (1-3 tahun). Mereka mulai menyatakkan kemandirian mereka, dan menyadari keinginan mereka. Jika anak terlalu dibatasi atau dihukum dengan keras, mereka mungkin memunculkan rasa malu dan ragu-ragu.

Inisiatif versus rasa bersalah terrjadi selama tahun prasekolah. Begitu anak prasekolah memasuki dunia social yang lebih luas mereka menghadapi lebih banyak tantangan dan anak diminta untuk memikirkan tanggung jawab. Mengembangkan rasa tanggung jawab meningkatkan inisiatif. Meskipun demikian rasa bersalah yang tidak nyaman dapat muncul, jika anak tidak bertanggung jawab.

Kerja keras versus rasa inferior terjadi sekitar tahun sekolah dasar. Inisiatif anak membawa mereka berhubungan dengan banyak pengalaman baru. Diwaktu yang sama pula anak menjadi lebih antusias mengenai belajar dibandingkan dengan akhir periode anak-anak yang penuh imajinasi.
Identitas versus kebingungan identitas yang dialami selama masa remaja. Pada masa ini individu dihadapkan pada penemuan diri, tentang siapa diri mereka sebenarnya dan kemana mereka akan melangkah dalam hidup ini.

Keintiman versus isolasi yang dialami seseorang selama masa dewasa awal. Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan yaitu membentuk hubungan dengan orang lain. Jika para dewasa muda membentuk persahabatan yang sehat dan hubungan akrab dengan orang lain keintiman akan tercapai jika tidak adalah isolasi diri.

Generativitas versus stagnasi yang dialami seseorang pada masa dewasa tengah. Pada tahap ini kepedulian utamanya adalah membantu generasi yang lebih muda dalam mengembangkan dan mengarahakan kehidupan menjadi berguna.

Integritas versus kepuasan yang dialami seseorang pada masa dewasa akhir. Dalam tahap ini seseorang bercermin pada masa lalu dan menyimpulkan bahwa ia telah menjalani hidup dengan baik, atau sebaliknya.

b. Teori Kognitif
Teori perkembangan kognitif Piaget menyatakan bahwa anak secara aktif membangun pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap perkembangan kognitif. Piaget juga percaya bahwa kita melalui emapat tahap dalam memahami dunia, dan dua diantaranya dimasa anak-anak.
Tahap sensorimotor yang berlangsung mulai dari lahir hingga usia 2 tahun dan merupakan tahap perkembangan pertama Piaget. Dalam tahap ini, anak membangun pemahaman mengenai dunia ini dengan mengkoordinasikan pengalaman sensoris dengan tindakan fisik dan motorik.
Tahap praoperasional berlangsung sekitar usia 2 hingga 7 tahun, pada tahap ini anak menjelaskan dunia dengan kata-kata, gambar, dan lukisan. Kata-kata dan gambar ini mencerminkan meningkatkan pemikiran simbolis dan melampaui hubungan informasi sensoris dan tindakan fisik.
Tahap operasional konkrit yang berlangsung mulai dari sekitar 7 hingga 11 tahun. Dalam tahap ini anak dapat melakukan operasi dan penalaran logis menggantikan pikiran intuitif selama penalaran dapat diterapkan.

Tahap operasional formal yang muncul antara 11 hingga 15 tahun. Pada tahap ini individu lebih melampaui pengalaman konkret dan berpikir dalam istilah yang abstrak dan lebih logis. Mereka mulai mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi didepan. Dalam memecahkan masalah mereka lebih sistematis.

c. Teori Perilaku dan Sosial-Kognitif
Merupakan jenis teori perilaku yang mempertimbangkan pikiran seseorang. Teori tersebut menyatakan bahwa perilaku, lingkungan, dan orang/kognisi merupakan factor penting dalam perkembangan.

d. Teori Etologi
Teori etologi ini memandang bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi dan evolusi. Teori ini juga menekankan bahwa kepekaan kita terhadap jenis pengalaman yang beragam berubah sepanjang rentang kehidupan. Dengan kata lain, ada periode kritis atau sensitive bagi beberapa pengalaman. Jika kita gagal mendapat pengalaman selama periode sensitive tersebut.

e. Teori Ekologis
Merupakan pandangan Bronfenbrenner bahwa perkembangan dipengaruhi oleh sistem lingkungan, berkisar dari lima konteks kasar mengenai interaksi langsung dengan orang-orang hingga konteks budaya berdasar luas. Lima sistem dalam teori Bronfenbrenner yaitu mikrosistem, mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronisistem.

0 comments:

Posting Komentar