Menurut Hamilton (1995) faktor-faktor yang mempengaruhi peran pendamping persalinan antara lain: sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, pengetahuan, umur, dan pendidikan.
Tugas Peran Pendamping
Menurut Hamilton (1995) menyatakan peran pendamping selama proses persalinan yaitu:
- Mengatur posisi ibu, dengan membantu ibu tidur miring atau sesuai dengan keinginan ibu disela-sela kontraksi dan mendukung posisi ini agar dapat mengedan secara efektif saat relaksasi.
- Mengatur nafas ibu, dengan cara membimbing ibu mengatur nafa saat kontraksi dan beristirahat saat relaksasi.
- Memberikan asuhan tubuh, dengan menghapus keringat ibu, memegang tangan, memberikan pijatan, mengelus perut ibu dengan lembut.
- Memberi informasi kepada ibu tentang kemajuan persalinan.
- Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
- Membantu ibu ke kamar mandi.
- Memberi cairan dan nutrisi sesuai keinginan ibu.
- Memberikan dorongan spiritual dengan ikut berdoa.
- Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi serta memberikan pujian atas kemampuan ibu saat mengedan.
- Memberi dorongan semangat yang akan dibutuhkan jika persalinan lebih lama dari yang diperkirakan. Suami sebaiknya iberitahu terlebih dahulu bahwa jika istri berteriak padanya hanya karena sang istri tidak mungkin berteriak pada dokter.
- Memijat bagian tubuh, agar anda tidak terlalu tegang atau untuk mengalihkan perhatian istri dari kontraksi. Pukulan perlahan pada perut yang disebut effleurage, dengan menggunakan ujung jari merupakan pijatan yang disarankan.
- Memastikan istri merasa nyaman dengan menyediakan bantal, air, permen atau potongan es untuk istri atau memanggil perawat atau dokter jika istri membutuhkan bantuan.
- Memegang istri saat mengedan agar istrimemiliki pegangan saat mendorong dan memimpin istri agar mengedan dengan cara yang paling efektif.
Bila suami tidak bersedia mendampingi saat proses persalinan, ibu sebaiknya jangan berkecil hati, mungkin suami tidak tega melihat istrinya kesakitan, jadi jangan paksa suami karena hal ini berakibat fatal. Kehadiran suami tanpa tekanan dari luar, pada proses persalinan akan sangat penting dalam membantu istri teruteme jika suami tahu banyak tentang proses melahirkan. Para suami sering mengeluh betapa tertekannya mereka karena sama sekali tidak tahu apa yang harus dikerjakan untuk menolong istrinya. (lutfiatus Sholilah, 2004:35).
Situasi atau kondisi dimana suami tidak bisa mendampingi selama proses persalinan seperti:
Suami tidak siap mental
Umumnya, suami tidak tega, lekas panik, saat melihat istrinya kesakitan atau tidak tahan bila harus melihat darah yang keluar saat persalinan. Tipe suami seperti ini bukanlah orang yang tepat menjadi pendamping diruang bersalin.
Tidak diizinkan pihak RS
Beberapa RS tidak mengizinkan kehadiran pendamping selain petuga medis bagi ibu yang menjalani proses persalinan, baik normal maupun cesar. Beberapa alasan yang diajukan adalah kehadiran pendamping dapat mengganggu konsentrasi petugas medis yang telah membantu proses persalinan, tempat yang tidak luas dan kesterilan ruang oprasi menjadi berkurang dengan hadirnya orang luar.
Apabila suami sedang dinas ketempat yang jauh sehingga tidak memungkinkan untuk pulang untuk menemani istri bersalin tentu istri harus memehami kondisi ini. Walaupun tidak ada suami masih ada anggota keluarga lain seperti ibu yang dapat menemani. Momen persalinan pun dapat di filmkan dalam kamera video, sehingga saat kembali dari dinas suami dapat melihat kelahiran buah hatinya.
0 comments:
Posting Komentar