Tidak menutup kemungkinan di dalam masyarakat, bidan akan menemui ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan selama kehamilan atau antenatal care (ANC) diantaranya adalah ibu sakit, tidak ada transportasi, tidak ada yang menjaga anak yang lain, kurangnya motivasi, dan takut atau tidak mau ke pelayanan kesehatan. Upaya yang harus dilakukan bidan untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan:
- Melakukan kunjungan rumah;
- Berusaha memperoleh informasi mengenai alasan ibu tidak melakukan pemeriksaan;
- Apabila ada masalah, coba untuk membuat ibu dalam mencari pemencahannya;
- Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan rumah yang minimal dilakukan selama antenatal care :
- Satu kali kunjungan selama trimester I, sebelum minggu ke -14
- Satu kali kunjungan selama trimester II, diantara trimester ke-14 sampai minggu ke -28
- Dua kali kunjungan selama trimester III, antara minggu ke-28 sampai minggu ke-36 dan setelah minggu ke-36
- Pertama dilakukan sedini mungkin ketika ibu mengatakan terlambat haid 1 bulan
- Satu kali setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan
- Dua kali setiap bulan sampai usia kehamilan 8 bulan
- Satu kali setiap minggu samapai usia kehamilan 9 bulan
- Pemeriksaan khusus apabila ada keluhan
Bidan dapat melakukan beberapa hal berikut dalam memberikan asuhan antenatal di rumah.
- Bidan harus mempunyai data ibu hamil diwilayah kerjanya
- Bidan melakukan identifikasi apakah ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan dengan teratur
- Bidan harus melakukan ANC di rumah, apabila ibu hamil tidak merasakan kehamilannya
- Sebelum melakukan suhan dirumah, lakukan kontrak tentang waktu, tanggal, hari, dan jam yang disepakati bersama ibu hamil agar tidak mengganggu aktifitas ibu serta keluarga
- Pada saat melakukan kunjungan rumah, lakukan pemeriksaan sesuai dengan standar, kemudian identifikasi lingkungan rumah apabila ibu mempunyai rencana melahirkan dirumah
Pemilihan tempat persalinan dimasyarakat dipengaruhi oleh riwayat kesehatan dan kebidanan yang lalu, keadaan kehamilan pada saat ini, pengalaman melahirkan sebelumnya, serta ketersediaan tempat tidur, kondisi rumah, sehingga dapat memilih tempat persalinan hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
Pengambilan keputusan untuk menentukan tempat persalinan dilakukan pada ibu sendiri atas dasar konsultasi dengan bidan atau dokter
Selama proses persalinan ibu memerlukan rasa aman, nyaman, dan percaya terhadap orang yang menolong
Tempat persalinan harus direncanakan dengan baik untuk menghindari adanya rujukan secara estafet. Bidan harus melakukan skrining antenatal pada semua ibu hamil atau penapisan dini pada ibu hamil yang berpotensi mempunyai masalah atau faktor resiko. Skrining antenatal dilakukan dengan menggunakan prinsip 4T yaitu Temu muka, Temu wicara, Temu faktor resiko, dan Temu keluarga.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan managemen asuhan antenatal di komunitas adalah sebagai berikut:
- Ciptakan adanya rasa percaya dengan menyapa ibu dan keluarga seramah mungkin dan membuatnya merasa nyaman
- Menanyakan riwayat kehamilan ibu dengan cara menerapkan prinsip mendengarkan efektif
- Melakukan anamnesis secara lengkap, terutama riwayat kesehatan ibu dan kebidanan
- Melakukan peeriksaan seperlunya
- Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana (misalnya albumin, Hb)
- Membantu ibu dan keluarga mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan tindakan darurat
- Memberikan konseling sesuai kebutuhan
- Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang bersih dan aman dirumah.
- Memberikan nasihat kepada ibu untuk mencari pertolongan apabila ada tanda-tanda seperti perdarahan pervagina, sakit kepala lebih dari biasanya, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri abdomen, janin tidak bergerak seperti biasanya
- Memberikan tablet Fe 90 butir dimulai saat usia kehamilan 20 minggu
- Memberikan imunisasi TT dengan dosis 0,5 cc
- Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
- Mendokumentasikan hasil kunjungan.
0 comments:
Posting Komentar