Infolinks In Text Ads

Contoh imunisasi melalui suntikan

Contoh imunisasi melalui suntikan seperti :

a, Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit TBC yang berat, imunisasi ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberiannya 1 kali pada umur 0-11 bulan namun pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan. Cara pemberiannya melalui intradermal dengan dosis 0,05 cc. Efek sampingnya dapat terjadi ulkus pada daerah suntikan dan dapat terjadi Limfadenitis regional dan reaksi panas.

b. Imunisasi DPT ( Diphteri,Pertusis, dan tetanus)

Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit Dipteri. Merupakan vaksin yang mengandung racun kuman diphteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, akan tetapi masih dapat merangsang pembentukkan zat anti ( toksoid). Frekuensi pemberian yaitu 3 kali dengan maksud pemberian pertama tahap pengenalan terhadap vaksin untuk mengaktifkan organ tubuh membuat zat aktif, pemberian kedua dan ketiga dimaksudkan untuk terbentuknya zat aktif yang cukup. Waktu pemberian antara umur 2-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara Pemberian melalui intramuscular dengan dosis 0,5 cc. Efek samping yang ringan pembengkakan dan nyeri pada tempat penyuntikan serta demam. Efek samping berat menangis hebat kurang lebih 4 jam, kesadaran menurun, kejang, ensephalopati, dan shock.

c.Imunisasi campak

Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada anak karena penyakit ini sangat menular. vaksin ini mengandung virus yang dilemahkan. Frekuensi pemberian 1x. waktu pemberian pada umur 9-11 bulan. Cara pemberian melalui subcutan dengan dosis 0,5 cc efek samping terjadi ruam pada tempat suntikan dan panas.

d. Hepatitis B

Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Vaksin ini mengandung HbsAG dalam bentuk cair. Frekuensi pemberian 3x. waktu pemberian umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu. Cara pemberian intramuscular dengan dosis 0,5 cc.

e. Imunisasi MMR (measles,Mumps, dan rubella)

Imunisasi yang digunakan untuk mencegah penyakit campak (measles) gondong, parotis epidemika (mumps) dan rubella (campak jerman). Antigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA27/3 dan virus gondong tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interverensi dengan antibody maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemic sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan boster dapat dil;akukan MMR pada usia 15-18 bulan.

f. Imunisasi tiphus abdominalis

Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit tifus abdominalis. Di Indonesia terdapat 3 jenis vaksin tifus abdominalis diantaranya:

    kuman yang dimatikan, diberikan untuk bayi 6-12 bulan dengan dosis 0,1 ml, 1-2 tahun 0,2 ml, 2-12 tahun diberikan sebanyak 2x dengan interval 4 minggu.
    kuman yang dilemahkan (vivotif, berna), dapat diberikan dalam bentuk kapsul enteric coated sebelum makan pada hari ke-1, 2 dan 5 pada anak usia 6 tahun
    antigen kapsular Vi polysaccaharide (Typhim Vi, Pasteur Meriux) diberikan pada usia 2 tahun dan dapat diulang tiap 2 tahun.

g. Imunisasi varicella

Imunisasi ini digunakan untuk mencegah penyakit varicella (cacar air) vaksin ini mengandung virus hidup varicella zoozter strain OKA yang dilemahkan, pemberiannya tunggal pada usia 12 tahun didaerah tropic dan bila usia 13 tahun dapat diberikan 2x suntikan interval 4-8 minggu.

h. Imunisasi hepatitis A

Imunisasi ini digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. diberikan pada usia 2 tahun untuk pemberian awal menggunakan vaksin havrix (isinya virus hepatitis A strain M75 yang inactivated aktif) dengan 2 suntikan interval 4 minggu dan boster 6 bulan kemudian.

i. Imunisasi HiB ( Haemophilus Influenzae Tipe B)

Imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe B.  mengandung vaksin berbentuk polisakarida murdi (PRP: purified capsular polysaccharide) kuman H. influenza tipe B antigen dalam vaksiun tersebut dapat dikonjugasi dengan protein lain seperti toxoid tetanus (PRP-T), toxoid dipteri (PRP-D atau PRPCR50) atau dengan kuman monongococus (PRP-OMPC) pemberian awal PRP-T dilakukan 3x suntikan interval 2 bulan. Suntikan PRP-OMPC dilakukan 2x suntikan interval 2 bulan kemudian bosternya diberikan pada usia 18 bulan.

j. Imunisasi polio

imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan kemlumpuhan pada anak kandungan vaksinnya virus yang dilemahkan frekuensi pemberian 4x waktunya pada umur 0-11 bulan dengan interval 4 minggu cara pemberian melalui oral.

Di Negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah sebagaimana yang telah ditentukan oleh WHO yaitu BCG, DPT, Campak , polio dan ditambah lagi dengan imunisasi hepatitis B.

0 comments:

Posting Komentar