Infolinks In Text Ads

Jenis Jenis Hipertensi

A.Menurut Dewi. S & Familia. D, (2010) yang berdasarkan keadaan disebutkan  krisis hipertensi ini terbagi menjadi dua jenis diantaranya ialah:

1. Hipertensi Emergensi
Merupakan hipertensi gawat darurat, tekanan darah melebihi 180/120mmHg disertai salah satu ancaman gangguan fungsi organ, seperti otak (perdarahan otak/stroke dan enselopatihipertensi), jantung (gagal jantung kiri akut dan penyakit jantung koroner akut), paru (bendungan diparu), dan eklamsia, atau tekanan darah dapat lebih rendah dari 180/120 mmHg, tetapi dengan salah satu gejala gangguan organ di atas yang sudah nyata timbul. Jika tekanan darah tidak segera diturunkan dapat mengakibatkan komplikasi yang menetap. Oleh karena itu, harus diturunkan dengan obat intravena (suntikan) yang bekerja cepat dalam beberapa menit maksimal satu jam.

Pasien ini harus dibawa ke intensive care unit (ICU) untuk dipantau tekanan darahnya dan diberikan obat-obatan parenteral. Target penurunan mean arterial pressure (MAP) tidak melebihi 25% dalam hitungan menit sampai 1 jam dan jika stabil dapat mencapai tekanan darah 160/100-110 mmHg dalam waktu 2-6 jam, karena penurunan yang lebih cepat akan menyebabkan iskemia koroner, otak, dan ginjal. Terapi awal yang tepat untuk keadaan tersebut adalah memberikan nifedipin kerja singkat. Jika tingkat tekanan darah tersebut dapat diteloransi dan pasien stabil, tekanan darah normal dapat dicapai dalam 24-48 jam berikutnya.

2.Hipertensi Urgensi
Tekanan darah sangat tinggi (>180/120 mmHg) tetapi belum ada gejala seperti di atas. Tekanan darah tidak harus diturunkan dengan cepat (dalam hitungan menit), tetapi dapat diturunkan dalam hitungan jam sampai dengan hari dengan obat oral. Gejalanya berupa sakit kepala hebat/berputar (vertigo), mual, muntah, pusing/melayang, penglihatan kabur, mimisan, sesak nafas, gangguan cemas berat, tetapi tidak ada kerusakan target organ. Pasien dengan hipertensi urgensi dapat juga diberikan terapi oral yang bekerja short acting seperti kaptopril, labetalol, atau klonidin dengan pengawasan yang ketat.

B.Sementara itu menurut Saraswati. S, (2009) hipertensi dibagi dua jenis yang berdasarkan penyebabnya antara lain:
1.Hipertensi Esensial atau Primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita tergolong hipertensi primer, sedangkan 10% tergolong hipertensi sekunder.

2.Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembulu darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain-lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensi esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan untuk penderita hipertensi esensial.

0 comments:

Posting Komentar