Infolinks In Text Ads

Contoh Tabel Perbandingan Tipe Unconjungatif Hyperbilirubinemia


Tabel.1 Perbandingan Tipe Unconjungatif Hyperbilirubinemia



Fisiologis jaundice
Jaundice yang berhubungan dengan Breast feeding
Jaundice Breast milk
Hemolitik desease

Penyebab

Fungsi hepatik immatur ditambah peningkatan bilirubin dari hemolisis RBC
Intake susu yang jelek berhubungan dengan konsumsi kalori yang sedikit pada bayi sebelum susu ibu keluar
Faktor-faktor pada susu ibu yang berubah, bilirubin menjadi bentuk lemak yang mana direabsorbsi usus
Incompatibilitas antigen yang menyebabkan hemolisis sebagian dari RBC.
Hati tidak mampu untuk mengkonjugasikan dan mengeksresikan kelebihan bilirubin dari hemolisis

Onset

Setelah 24 jam pertama (bayi prematur, bayi lahir lama)
2 - 3 hari
4 - 5 hari
Selama 24 jam pertama
Puncak
72 jam
2 - 3 hari
10 - 15 hari
Bervariasi
Durasi
Berkurang setelah 5-7 hari

Sampai seminggu

Terapi
Fototherapi jika bilirubin meningkat dengan cepat
Berikan ASI sesering mungkin, berikan suplemen kalori, fototherapi untuk kadar bilirubin 18 - 20 mg/dl
Hentikan ASI selama 24 jam untuk mendeterminasi sebab, jika kadar bilirubin menurun pemberian ASI dapat diulangi.
Dapat dilakukan fototherapi tanpa menghentikan pemberian ASI
Posnatal: fototherapi, bila perlu transfusi tukar
Prenatal:
Transfusi (fetus)
Mencegah sensitisasi dari RH negatif ibu dengan RhoGAM


Pengkajian

1.      Riwayat keluarga dan kehamilan:
-          Orang tua atau saudara dengan neonatal jaundice atau penyakit lever
-          Prenatal care
-          DM pada ibu
-          Infeksi seperti toxoplasmosis, spilis, hepatitis, rubela, sitomegalovirus dan herves yang mana ditransmisikan secara silang keplasenta selama kehamilan
-          Penyalahgunaan obat pada orang tua
-          Ibu dengan Rh negatif sedangkan ayah dengan Rh positif
-          Riwayat transfusi Rh positif pada ibu Rh negatif
-          Riwayat abortus dengan bayi Rh positif
-          Obat-obatan selama kehamilan seperti sulfonamid, nitrofurantoin dan anti malaria
-          Induksi oksitosin pada saat persalinan
-          Penggunaan vakum ekstraksi
-          Penggunaan phenobarbital pada ibu 1-2 bulan sebelum persalinan

2.      Status bayi saat kelahiran:
-          Prematuritas atau kecil masa kehamilan
-          APGAR score yang mengindikasikan asfiksia
-          Trauma dengan hematoma atau injuri
-          Sepsis neonatus, adanya cairan yang berbau tidak sedap
-          Hepatosplenomegali

3.      Kardiovaskuler
-          Edema general atau penurunan volume darah, mengakibatkan gagal jantung pada hidro fetalis

4.      Gastrointestinal
-          Oral feeding yang buruk
-          Kehilangan berat badan sampai 5 % selama 24 jam yang disebabkan oleh rendahnya intake kalori
-          Hepatosplenomegali

5.      Integumen
-          Jaundice selama 24 jam pertama (tipe patologis), setelah 24 jam pertama (Fisiologik tipe) atau setelah 1 bulan dengan diberikan ASI
-          Kalor yang disebabkan oleh anemia yang terjadi karena hemolisis RBC

6.      Neurologik
-          Hipotoni
-          Tremor, tidak adanya reflek moro dan reflek menghisap, reflek tendon yang minimal
-          Iritabilitas, fleksi siku, kelemahan otot, opistotonis
-          Kejang

7.      Pulmonari
-          Apnu, sianosis, dyspnea setelah kejadian kern ikterus
-          Aspiksia, efusi pulmonal

8.      Data Penunjang
-          Golongan darah dan faktor Rh pada ibu dan bayi untuk menentukan resiko incompatibilitas, Rh ayah juga diperiksa jika Rh ibu negatif (test dilakukan saat prenatal)
-          Amniosintesis dengan analisa cairan amnion, Coombs test dengan hasil negatif mengindikasikan peningkatan titer antibodi Anti D, bilirubin level pada cairan amnion meningkat sampai lebih dari 0,28 mg/dl sudah merupakan nilai abnormal (mengindikasikan kebutuhan transfusi pada janin).
-          Coombs test (direct) pada darah tali pusat setelah persalinan, positif bila antibodi terbentuk pada bayi.
-          Coombs test (indirect) pada darah tali pusat, positif bila antibodi terdapat pada darah ibu.
-          Serial level bilirubin total, lebih atau sama dengan 0,5 mg/jam samapi 20 mg/dl mengindikasikan resiko kernikterus dan kebutuhan transfusi tukar tergantung dari berat badan bayi dan umur kehamilan.
-          Direct bilirubin level, meningkat jika terjadi infeksi atau gangguan hemolisis Rh
-          Hitung retikulosit, meningkat pada hemolisis
-          Hb dan HCT
-          Total protein, menentukan penurunan binding site
-          Hitung leukosit, menurun sampai dibawah 5000/mm3, mengindikasikan terjadinya infeksi
-          Urinalsis, untuk mendeteksi glukosa dan aseton, PH dan urobilinogen, kreatinin level

0 comments:

Posting Komentar