Infolinks In Text Ads

DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI KEPERAWATAN ANGIOFIBROMA NASOFARING BELIA

  1. Nyeri berhubungan dengan kompresi/destruksi jaringan saraf
    1. Tujuan : rasa nyeri teratasi atau terkontrol
    2. Kriteria hasil : mendemonstrasikan penggunaan ketrampilan relaksasi nyeri.
    3. Intervensi Keperawatan :
      1. Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi, frekuensi, durasi
      2. Berikan tindakan kenyamanan dasar (reposisi, gosok punggung) dan aktivitas hiburan.
      3. Dorong penggunaan ketrampilan manajemen nyeri (teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi) musik, sentuhan terapeutik.
      4. Evaluasi penghilangan nyeri atau kontrol
      5. Kolaborasi : berikan analgesik sesuai indikasi misalnya Morfin, metadon atau campuran narkotik.
  2. Gangguan sensori persepsi berubungan dengan gangguan status organ sekunder
    1. Tujuan : mampu beradaptasi terhadap perubahan sensori pesepsi
    2. Kriteria hasil : mengenal gangguan dan berkompensasi terhadap perubahan
    3. Intervensi Keperawatan :
      1. Tentukan ketajaman penglihatan, apakah satu atau dua mata terlibat.
      2. Orientasikan pasien terhadap lingkungan
      3. Observasi tanda-tanda dan gejala disorientasi
      4. Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur
      5. Bicara dengan gerak mulut yang jelas
      6. Bicara pada sisi telinga yang sehat
  3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual muntah sekunder
    1. Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.
    2. Kriteria hasil :
      1. Melaporkan penurunan mual dan insidens muntah
      2. Mengkonsumsi makanan dan cairan yang adekuat
      3. Menunjukkan turgor kulit normal dan membran mukosa yang lembab
      4. Melaporkan tidak adanya penurunan berat badan tambahan
    3. Intervensi Keperawatan :
      1. Sesuaikan diet sebelum dan sesudah pemberian obat sesuai dengan kesukaan dan toleransi pasien
      2. Berikan dorongan higiene oral yang sering
      3. Berikan antiemetik, sedatif dan kortikosteroid yang diresepkan
      4. Pastikan hidrasi cairan yang adekuat sebelum, selama dan setelah pemberian obat, kaji masukan dan haluaran.
      5. Pantau masukan makanan tiap hari
      6. Ukur TB, BB dan ketebalan kulit trisep (pengukuran antropometri)
      7. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori, kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat.
      8. Kontrol faktor lingkungan (bau dan panadangan yang tidak sedap dan kebisingan)
  4. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder imunosupresi
    1. Tujuan : tidak terjadi infeksi
    2. Kriteria hasil :
      1. Menunjukkan suhu normal dan tanda-tanda vital normal
      2. Tidak menunjukkan tanda-tanda inflamasi : edema setempat, eritema, nyeri.
      3. Menunjukkan bunyi nafas normal, melakukan nafas dalam untuk menegah disfungsi dan infeksi respiratori
    3. Intervensi Keperawatan :
      1. Kaji pasienterhadap bukti adanya infeksi :
      2. Periksa tanda vital, pantau jumlah SDP, tempat masuknya patogen, demam, menggigil, perubahan respiratori atau status mental, frekuensi berkemih atau rasa perih saat berkemih
      3. Tingkatkan prosedur cuci tangan yang baik pada staf dan pengunjung, batasi pengunjung yang mengalami infeksi.
      4. Tekankan higiene personal
      5. Pantau suhu
      6. Kaji semua sistem (pernafasan, kulit, genitourinaria)
  5. Resiko terhadap perdarahan berhubungan dengan gangguan sistem hematopoetik
    1. Tujuan : perdarahan dapat teratasi
    2. Kriteria hasil :
      1. Tanda dan gejala perdarahan teridentifikasi
      2. Tidak menunjukkan adanya epistaksis
    3. Intervensi Keperawatan :
      1. Kaji terhadap potensial perdarahan : pantau jumlah trombosit
      2. Kaji terhadap perdarahan : epsitaksis
      3. Instruksikan cara-cara meminimalkan perdarahan : minimalkan penekanan/ gesekan pada hidung

0 comments:

Posting Komentar