Infolinks In Text Ads

parameter yang digunakan dalam pengukuran luka

Secara garis besar ada 4 parameter yang digunakan dalam pengukuran luka, yaitu;
panjang, lebar, kedalaman, dan diameter

Pengukuran luas luka merupakan bagian terpenting dari pengkajian luka,
pengukuran luka juga sabagai alat evaluasi kemajuan proses penyembuhan.
Agar pengukuran menjadi lebih akurat maka sebaiknya titik pada tepi luka
pengukuran ditandai sehingga pengukuran tetap konsisten.

1. Two dimensional assessment.
Pengukuran superficial pada luka dapat menggunakan penggaris/mistar dengan
mengukur panjang x lebar. Untuk mengukur lingkaran luka dapat
menggunakan plastic transparan yang diletakkan diatas luka kemudian
dilakukan tracing mengikuti tepi luka. Yang perlu diperhatikan adalah
menjaga jangan sampai alat ukur menjadi contaminated agent.

2. Three dimensional assessment.
Pada luka yang dalam, partial dan full thickeness atau adanya sinus dan/atau
undemining sebaiknya menggunakan pengkajian tiga dimensi. Pengukuran
diarahkan untuk mengetahui panjang, lebar dan kedalaman.

Panjang merupakan jarak terjauh pada arah head to toe, lebar merupakan jarak
terjauh antara sisi kiri dan kanan, sedangkan kedalaman merupakan jarak
terjauh antara bantalan luka dan permukaan kulit.

Untuk mengukur kedalaman luka dapat menggunakan kapas lidi kemudian
diletakkan pada bantalan luka dan pada batas dengan permukaan kulit ditandai
dengan ibu jari pemeriksa.

Ada juga metode menggunakan cairan steril. Dimana cairan steril dituangkan
diatas luka hingga rata dengan kulit sekitar kemudian diaspirasi lalu diukur
volume cairan tersebut. Yang perlu diperhatikan cairan yang digunakan tidak
menimbulkan trauma dan ‘wound-friendly’ pada luka. Metode ini juga tidak
cocok pada luka dengan fistula.

0 comments:

Posting Komentar