Infolinks In Text Ads

Proses Keperawatan Asuhan keperawatan Osteomalacia

Pengkajian

Pasien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri tulang umum pada punggung bawah dan ekstremitas disertai nyeri tekan. Gambaran ketidaknyamanan tidak jelas. Pasien mungkin datang dengan fraktur. Selama wawancara informasi mengenai riwayat penyakit dan kebiasaan diet harus dikaji.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan deformitas skelet, vertebra, dan lengkungan tulang panjang membuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya seperti bebek. Dapat terjadi kelemahan otot. Pasien merasa tidak nyaman dengan penampilannya.

Diagnosa keperawatan

Berdasarkan data pengkajian, maka diagnosa keperawatan utama dapat meliputi :
  1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinguitas jaringan tulang, nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur
  2. Kurang pengetahuan mengenai proses penyakit dan program tindakan
  3. Gangguan konsep diri b/d tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra

Intervensi keperawatan

  1. Meredakan nyeri
    1. Karena pasien mengalami nyeri dan nyeri tekan skelet, maka pada saat memberikan bantuan harus dilakukan dengan cara yang sangat lembut ketika pasien ingin merubah posisi.
    2. Perubahan posisi yang sering dapat mengurangi ketidaknyamanan karena imobilisasi. Kasur busa yang padat dan bantal lembut dapat memberikan dukungan tubuh dan memberi kenyamanan pada deformasi yang ada.
    3. Aktivitas diversional dan pemusatan pada pembicaraan, televisi, dan kegiatan santai lainnya dapat menurunkan persepsi nyeri pasien.
    4. Pada saat-saat tertentu kolaborasi pemberian analgetik sesuai instruksi dokter
  2. Pemahaman proses penyakit dan program tindakan
    1. Health Education pada pasien difokuskan pada penyebab osteomalasia dan pendekatan untuk mengontrolnya. Pasien diberi instruksi mengenai sumber kalsium dan vitamin D (misalnya susu dan sereal, telur hati ayam dll)
    2. Keamanan penggunaan suplemen harus dikaji ulang karena vitamin D dosis tinggi sangat toksis dan meningkatkan risiko hiperkalsemia, maka perlu pemantauan kadar kalsium serum.
    3. Memberi dorongan aktivitas di luar rumah untuk memajankan kulit pada sinar ultraviolet matahari yang diperlukan untuk memproduksi vitamin D dalam tubuh
  3. Memperbaiki konsep diri
    1. Dorong pasien untuk mengenali dan menggunakan kekuatan yang dimiliki dan dimasukkan dalam perencanaan Asuhan Keperawatan.
    2. Dorong interaksi dengan keluarga dan sahabat. Interaksi sosial dapat membantu memberikan rasa diterima tanpa memperhatikan perubahan fisik yang terjadi.

Evaluasi

Hasil yang diharapkan :
  1. Mengalami peredaan nyeri
    1. Melaporkan perasaan nyaman
    2. Melaporkan peredaan nyeri tekan tulang
  2. Menjelaskan proses penyakit dan program penanganan
    1. Menerangkan faktor spesifik yang berperan dalam proses penyakit
    2. Mengkomsumsi kalsium dan vitamin D sesuai diet yang dianjurkan
    3. Pemajanan pada sinar matahari
    4. Selalu mengontrol kadar kalsium serum sepanjang program terafi
    5. Selalu menepati ketentuan kesehatan tindak lanjut
  3. Menunjukkan peningkatan konsep diri
    1. Menunjukkan kepercayaan diri mengenai kemampuannya
    2. Meningkatkan tingkat aktivitasnya
    3. Meningkatkan interaksi sosial

DAFTAR FUSTAKA

  1. Bagio H. 1995. Perbedaan osteoporosis dengan penyakit muskuloskletal lainnya ,Sub bagian Reumatologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr.Cipto M Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Angunkusumo: Jakarta
  2. Brunner & Suddarth.2002. Buku Ajar Medikal Bedah Vol 1 Ed 8. Jakarta: EGC
  3. Doenges. E.M.200. Rencana Asuhan Keperawatan Ed 3. Jakarta: EGC
  4. Hilmansyah H. : Tumbuh Sehat edisi:nomor 431 tahun IX Pugoeh

0 comments:

Posting Komentar