Infolinks In Text Ads

Kulit yang terkena Sarkoma Kaposi

Lesi Sarkoma Kaposi berbentuk nodul atau bisul yang berwarna merah, ungu, coklat atau hitam, dan biasanya bersifat papular.

Kulit yang terkena Sarkoma Kaposi.
Sarkoma Kaposi dapat ditemui pada kulit, tetapi biasanya dapat menyebar kemanapun, terutama apda mulut, saluran pencernaan dan saluran pernafasan. Perkembangan sarkoma dapat terjadi lambat sampai sangat cepat, dan berhubungan dengan mortalitas dan morbiditas yang penting.

Kulit
Lesi pada kulit biasanya menyerang anggota tubuh bagian bawah, wajah, mulut dan alat kelamin. Lesi biasanya berbentuk nodul atau bisul yang dapat berwarna merah, ungu, coklat atau hitam, tetapi terkadang berbentuk seperti plak (sering ada pada telapak kaki), atau bahkan menyebabkan kerusakan kulit. Pembengkakan mungin dapat berasal dari peradangan atau limfedema (kerusakan sistem limfatik yang disebabkan oleh lesi). Lesi pada kulit memperburuk penampilan penderita, dan menyebabkan patologi psikososial.

Mulut
Pada mulut, Sarkoma Kaposi berperan sebesar 30%, dan merupakan 15% awal dari Sarkoma Kaposi yang berhubungan dengan AIDS. Pada mulut, Sarkoma Kaposi paling sering menyerang langit-langit keras, diikuti oleh gusi. Lesi pada mulut mudah rusak dengan digigit dan berdarah atau menderita infeksi kedua, dan bahkan mengganggu penderita untuk makan dan berbicara.

Saluran pencernaan
Sarkoma Karposi pada saluran pencernaan biasanya terjadi pada sarkoma kaposi dengan yang berhubungan dengan transplantasi atau yang berhubungan dengan AIDS, dan dapat muncul dengan tidak adanya gangguan Sarkoma Kaposi pada kulit. Lesi saluran pencernaan menyebabkan turunnya berat badan, tekanan, muntah, diare, berdarah, malabsorpsi, atau gangguan perut.

Saluran pernafasan
Sarkoma Kaposi pada saluran pernafasan muncul dengan adanya sesak nafas, demam, batuk, hemoptisis (batuk darah), atau nyeri pada dada, atau sebagai penemuan insiden pada sinar x tulang rusuk. Diagnosis dikonfirmasi oleh bronkoskopi ketika lesi secara langsung terlihat dan biasanya dibiopsi.

0 comments:

Posting Komentar