Infolinks In Text Ads

Patofisiologi dan diagnosis Sarkoma Kaposi

Meskipun namanya adalah Sarkoma Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang sebenarnya, yang merupakan tumor yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi dengan sel darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar.

Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal dan disebut sel spindle. Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh darah tebal yang tidak normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang mengelilinginya dan memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor dapat menyebabkan rasa nyeri dan pembengkakan.
Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien, diagnosis dapat hanya dibuat oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan kehadiran sel spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi diagnosis.

Penanganan dan pencegahan
Sarkoma Kaposi tidak dapat disembuhkan, tetapi secara efektif dapat diredakan untuk beberapa tahun dan hal ini adalah tujuan dari perawatan. Pada Sarkoma Kaposi yang berhubungan dengan defisiensi imun atau supresi imun, penanganan akibat sistem disfungsi sistem kekebalan tubuh dapat memperlambat atau menghentikan perkembangan Sarkoma Kaposi. Pada 40% atau lebih pasien dengan Sarkoma Kaposi yang berhubungan dengan AIDS, lesi akan mengecil pada terapi antiretroviral yang sangat aktif (HAART) pertama, namun, pada presentasi pasien, sarkoma Kaposi mungkin dapat tumbuh setelah beberapa tahun dilakukannya HAART, terutama jika HIV tidak sepenuhnya ditekan. Pasien dengan sedikit lesi dapat ditangani dengan ukuran seperti terapi radiasi atau krioterapi. Operasi tidak direkomendasikan karena sarkoma Kaposi dapat muncul pada tepi luka. Penyakit yang lebih banyak yang menyebar, atau penyakit yang menyerang organ internal, umumnya ditangani dengan terapi sistemik dengan alpha interferon, liposomal antrasiklin (seperti Doksil) atau paklitaksel.

Dengan berkurangnya kematian antara pasien AIDS yang menerima perawatan baru tahun 1990-an, insiden epidemik sarkoma Kaposi juga berkurang, namun, jumlah pasien yang hidup dengan AIDS meningkat di Amerika Serikat, dan mungkin bahwa jumlah pasien dengan sarkoma Kaposi yang berhubungan dengan AIDS akan meningkat kembali karena pasien tersebut hidup lebih lama dengan infeksi HIV.
Tes darah untuk mendeteksi antibodi melawan virus herpes penyebab sarkoma Kaposi telah dikembangkan dan dapat digunakan untuk menentukan jika pasien pada resiko transmisi infeksi pada partner seksualnya, atau jika sebuah organ yang terinfeksi digunakan untuk transplantasi.

0 comments:

Posting Komentar